Berita

Nasaruddin Umar/Net

Mempersiapkan Khaira Ummah (64)

Peralihan Kekuasaan Dari Utsman Ke Ali

RABU, 26 APRIL 2017 | 10:35 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

SETELAH Utsman (574-656 M) menghembuskan napas terakhirnya, gejolak politik su­dah mulai memanas. Utsman pada mulanya lebih menonjol sebagai saudagar profesional lalu memeluk agama Islam bersama-sama sahabat se­nior lainnya. Karena itu ia juga termasuk Al-Sabiqun al-Aw­walun. Selain sahabat Nabi ia juga menantu Nabi karena mengawini dua putri Nabi, yaitu Ruqayyah dan setelah wafat dikawini lagi Ummi Kaltsum. Kar­ena itu Utsman dijuluki juga dengan Dzunnurain yang berarti yang memiliki dua cahaya, yaitu dua putri Nabi. Keunggulan Utsman ini tidak dimiliki oleh sahabat lain.

Utsman terkenal sebagai pendukung ekonomi perjuangan umat bersama segelintir orang pada masanya. Saat perang Tabuk, Utsman mender­makan 950 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk. Ia juga membeli mata air (oase) dari se­orang lelaki suku Ghifar seharga 35.000 dirham dan diwakafkan untuk kepentingan masyarakat umum. Ia pernah menyumbang gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering. Ia melakukan kodifikasi dan unifikasi mushaf Al- Qur’an yang kemudian namanya diabadikan se­bagai mushhaf Utsmani. Ia juga membuat ban­gunan khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara yang sebelumnya dilakukan di masjid; membangun pertanian, menaklukkan Syiria, Af­rika Utara, Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, Rodhes, dan juga membentuk angkatan laut yang kuat.

Utsman berkuasa cukup lama, 12 tahun. Enam tahun pertama cukup mengesankan dan banyak prestasi monumental yang dicatat di da­lam sejarah. Namun enam tahun terakhir, seiring dengan usianya makin tua, banyak sekali diinter­vensi oleh orang-orang dekatnya di dalam men­jalankan roda pemerintahan. Akibatnya muncul gelombang ketidakpuasan di dalam masyarakat, terutama berkaitan dengan pengangkatan ang­gota keluarganya menjadi gubernur di sejumlah daerah. Buku-buku anti Utsman banyak mencec­er Utsman sebagai khalifah yang terlalu subjektif. Namun demikian peran dan jasa Utsman dalam masa awal tidak bisa direndahkan. Dukungan harta Utsman tidak sedikit di dalam membiayai perkembangan dakwah Nabi.


Ketidakpuasan sekelompok masyarakat me­muncak kepada Utsman ditandai dengan pe­nikaman dirinya oleh pemberontak. Kelompok pemberontak menunjuk Ali bin Abi Thalib seba­gai penggantinya. Namun Ali sebagai orang yang memiliki kearifan yang tinggi, menolak dikukuhkan oleh pemberontak dan Ali meminta sahabat Ahli Badr (sahabat utama Nabi yang pernah ikut da­lam Perang Badr). Akhirnya hadirlah tiga sahabat senior, yaitu Thalhah, Zubair, dan Sa’ad bin Uba­dah. Ali kemudian disetujui oleh sahabat utama ini, maka ditetapkanlah Ali sebagai khalifah keempat ketika keadaan masih dalam keadaan tidak tenang karena tidak jelasnya siapa sebenarnya kelompok pemberontak itu. Mu’awiyah bin Abu Sufyan, ke­luarga Utsman dan gubernur Syiria menolak un­tuk membaiat Ali karena dua halasan. Tuntaskan dulu siapa pelaku pemberontak dan apa hukuman terhadap mereka yang telah membunuh Utsman. Alasan lainnya, penunjukan hanya segelintir orang tidak lagai memadai, mengingat dunia Islam sudah berkembang sedemikian luas, sehingga para gu­bernur pun seharusnya ikut menentukan khalifah.

Kepergian Utsman mulai terasa adanya faksi-faksi perpecahan umat. Ini disebabkan oleh se­makin banyaknya sahabat-sahabat senior yang meninggal. Tokoh-tokoh muda yang tidak ikut di dalam suka duka perjuangan di masa-masa awal Islam mulai bermunculan. Sementara dunia Islam juga semakin meluas jauh dari pusat heard land ta­nah Arab, Sebagian sahabat senior ikut menyebar ke daerah-daerah baru meninggalkan kota Madina dalam upaya mengembangkan Islam. 

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ajukan Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05

Prabowo Diminta Ambil Alih Perpol 10/2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00

BNPB Kebut Penanganan Bencana di Pedalaman Aceh

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32

Tren Mantan Pejabat Digugat Cerai

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09

KPID DKI Dituntut Kontrol Mental dan Akhlak Penonton Televisi

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01

Periksa Pohon Rawan Tumbang

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40

Dua Oknum Polisi Pengeroyok Mata Elang Dipecat, Empat Demosi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13

Andi Azwan Cs Diusir dalam Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01

Walikota Jakbar Iin Mutmainnah Pernah Jadi SPG

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31

Ini Tanggapan Direktur PT SRM soal 15 WN China Serang Prajurit TNI

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09

Selengkapnya