Berita

Siti Musdah Mulia/Net

Pertahanan

Wanita Terpapar Paham Radikal Karena Didoktrin Agama

JUMAT, 21 APRIL 2017 | 17:12 WIB | LAPORAN:

Tren aksi terorisme yang terjadi di seluruh dunia pada akhir-akhir ini dimanfaatkan oleh kelompok radikal untuk memanfaatkan kaum perempuan.

Karena dengan memakai kaum perempuan sebagai ‘martil’ untuk aksi bom bunih diri, maka aksi mereka tidak begitu terlihat. Apalagi jika sudah didoktrin masalah agama, kaum perempuan akan selalu setia.

"Karena memang untuk kesetiaan dan patuh pada suami maka kaum perempuan itu memang sangat bisa diandalkan. Apalagi kalau sudah memakai doktrin atau ideologi agama, maka perempuan itu bisa langsung patuh. Seperti wanita yang tertangkap di Bekasi tahun lalu yang akan dikorbankan suaminya sebagai ‘pengantin’ untuk bom bunuh diri," ujar Ketua Lembaga Kajian Agama dan Jender / LKAJ, Siti Musdah Mulia di Jakarta, Jumat (21/4).


Dosen pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah ini mengatakan, kebanyakan masyarakat di Indonesia gampang menilai kaum wanita yang sudah memakai jilbab dianggap sebagai wanita baik-baik saja.

"Padahal tidak seperti itu, tidak semua wanita yang berjilbab itu adalah wanita baik-baik. Karena persoalan terorisme ini persoalan mordenitas yang sangat rumit, kompleks dan menjadi permasalahan global. Siapa saja bisa terlibat, jadi harus benar-benar berhati-hati dan waspada" ujar wanita kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 3 Maret 1958 ini.

Wanita yang selama ini dikenal sebagai pemikir Islam dan aktivis sosial ini mengatakan, sebenarnya ada beberapa faktor yang menyebabkan kaum perempuan sangat mudah untuk mau bergabung dengan kelompok radikal tersebut. Namun demikian faktor utamanya adalah faktor ideologi.

"Bagaimana tidak kalau tiap pagi, siang, malam mereka dicekoki pandangan islam yang radikal seperti orang kafir wajib dibunuh, lalu Pancasila dianggap ke-barat-baratan, tidak islami dan thogut, sehingga di mata kelompok radikal tersebut kita wajib  mendirikan agama islam. Tentunya kata-kata tersebut sangat mudah membuat orang termasuk kaum perempuan menjadi terpengaruh untuk radikal," katanya.

Ia juga masih sering melilhat masyarakat Indonesia yang menganggap kalau ada kegiatan pengajian yang tertutup dianggap biasa saja.

"Mereka tidak tahu kalau di pengajian yang tertutup itu orang sudah dicekoki dengan ideologi radikal,” katanya.

Untuk mencegah agar kaum perempuan agar tidak mudah terpapar paham radikal, wanita yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) ini meminta kepada  pemerintah untuk selalu bersikap tegas dan tidak membiarkan sekecil apapun ideologi yang berbau radikal ada di lingkungan sekitar.

"Kalau pemerintah tidak tegas dalam melakukan hal tersebut, maka perempuan akan menjadi korban. Meski perempuan itu adalah pelaku bom, tapi pada hakekatya dia adalah korban, korban ideologi yang dicekoki oleh suaminya, keluarga mereka sendiri dan bisa juga masyarakat di sekeliling mereka," tegasnya.
 
Menurut dia, masyarakat Indonesia masih sangat beruntung punya organisasi besar seperti Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Untuk itu pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulanganb Terorisme (BNPT) harus selalu bekerjasama dengan dua organisasi tersebut, karena kerja NU dan Muhamnmadiyah cukup luar biasa.

"BNPT harus selalu menggalang dua organisasi tersebut. Apalagi di dua organisasi besar itu ada yang khusus untuk organisais perempuan seperti Muslimat NU, Fatayat NU sedangkan di Muhammadiyah ada Aisyiyah," katanya

Dalam menyambut Hari Kartini tahun 2017, ia pun mengingatkan bahwa tugas kaum perempuan sangat mulia dalam menjaga kehidupan.

"Seorang perempuan juga harus bisa menjadi leader buat dirinya sehingga bisa mengawasi pikiran kita, hati kita, perilaku kita untuk selalu tetap pada jalan tuhan yang lurus dan benar," ujarnya mengakhiri.[wid]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya