Pengamat politik Hendri Satrio ikut mengomentari video kampanye pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) yang sempat menjadi viral di Twitter dengan hastag #KampanyeAhokJahat.
Video kampanye tersebut awalnya disebarkan akun @basuki_btp milik Ahok dengan hastag #BeragamItuBasukiDjarot.
"Met pagi, ini saya menyampaikan uneg-uneg setelah menonton clip iklan palson Jakarta yang diposting temen saya di medsos," kata Hendri Satrio membuka komentarnya, Selasa (11/4).
Setelah menyaksikan video kampanye tersebut, ia berkesimpulan, jangan bicara soal kebhinekaan kalau hanya mengerti secara parsial.
"Gak usah bawa-bawa Bhinneka Tunggal Ika kalau cuma ngerti sepotong-sepotong," ujar Hendri Satrio seperti dilansir dari akun Facebook-nya.
Menurutnya, tidak ada yang salah jika seorang pemeluk agama tertentu mengajak teman seagamanya untuk memilih calon pemimpin yang seagama dengan mereka.
"Ada teman etnis Tionghoa ngajak teman etnis Tionghoa lainnya milih pemimpin Tionghoa boleh gak? Boleh, ini toleransi, ini demokrasi. Ada teman beragama Kristen ngajak teman beragama Kristen lainnya milih pemimpin Kristen boleh gak? Boleh, ini toleransi, ini demokrasi," imbuhnya.
"Nah pas giliran, ada teman beragama Islam ngajak teman beragama Islam lainnya milih pemimpin Islam kenapa jadi gak boleh dan dicap radikal! Harusnya sama dong, toleransi juga, demokrasi juga, kenapa jadi disebut radikal? Hormati semua calon pemimpin, apapun agamanya!" tukas Hendri Satrio menambahkan.
Diketahui, Ahok-Djarot baru saja merilis sebuah video kampanye untuk
menyongsong hari pencoblosan Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua pada
19 April mendatang. Video tersebut kemudian diunggah Ahok ke akun
Twitter miliknya pada 9 April.
Di awal video terdapat adegan
sekelompok pemuda dengan ekspresi kemarahan menggedot-gedor sebuah mobil
yang ditumpangi oleh seorang ibu dan anaknya. Keduanya terjebak di
dalam mobil dan ketakutan. Kemudian, muncul adegan sekelompok pria
berpeci tengah berdemonstrasi dan membawa spanduk "Ganyang Cina". Lalu,
terdapat adegan polisi wanita yang akan menjinakkan bom.
Video
itu juga diisi dengan suara pidato Djarot saat 'Konser Gue 2' pada
Februari lalu. "Saudara-saudaraku, seluruh warga Jakarta, waktu sudah
mulai dekat. Jadilah bagian dari pelaku sejarah ini dan akan kita
tunjukkan bahwa negara Pancasila benar-benar hadir di Jakarta," ujar
Djarot dengan nada menggebu.
Suara Djarot tersebut berlatarkan
adegan pebulutangkis Indonesia beretnis Tionghoa yang tengah berlaga dan
adegan-adegan lainnya dari anak-anak muda yang memakai pakaian adat
dari berbagai suku. Video itu juga menyelipkan adegan seorang keluarga
yang sedang menonton tayangan sekelompok pria berpeci yang tengah
berdemonstrasi di televisi.
Di akhir video, suara Djarot kembali
muncul. "Siapapun kalian, apa agama kalian, apa suku kalian, dari mana
asal-usul kalian, saudara-saudara semua adalah saudara kita sebangsa dan
setanah air dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama," kata Djarot.
Video kampanye itu pun ditutup dengan jargon "19 April 2017 Pilih
Keberagaman".
[rus]