Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
DALAM kitab Ihya' 'Ulum al- Din, karya master pice Imam Al-Gazali disebutkan sebuah riwayat menarik untuk kita simak dalam upaya memÂpromosikan kahira ummah. Ada seorang perempuan nakal datang menghampiri seorang arif. Ia bermaksud meminta nasehat bagaimaÂna meninggalkan dunia hitam yang selama ini degelutinya. Ia juga akan menanyakan masih adakah harapan Tuhan memaafkan dan menÂerima tobatnya setelah malang melintang hidupnya di tengah lumpur dosa. Namun orang arif dan sekaligus ahli ibadah itu menolak denÂgan tegas, karena jangan sampai kehadirannya mencemari majlis yang selama ini dibinanya. Mendengarkan cerita ini maka Nabi menanggaÂpai bahwa orang yang mengklaim dirinya orang arif itu adalah penghuni neraka dan perempuan nakal yang karena ketulusannya ingin bertauÂbat adalah penghuni syurga, subhanallah.
Sang arif tadi sepertinya memang tidak seÂjalan dengan perinsip Q.S. al-Ma'un, yang intinya menjelaskan kriteria kualitas keberagamaan sesÂeorang tidak diukur dari banyaknya ibadah mahdÂhah yang dilakukan tetapi juga ibadah sosial, sepÂerti memperhatikan nasib fakir miskin dan anak yatim piatu. Bahkan dalam surah itu juga dinyaÂtakan celakalah bagi orang shalat yang shalatnya tidak membawa dampak sosial kemasyarakatan. Aktivitas ibadah dan spiritual yang dilakukan tanpa mempedulikan lingkungan masyarakat di mana ia berada malah dikhawatirkan terjebak dengan apa yang disebut dengan ego spiritual.
Ego tidak semata-mata bisa diukur berdasarÂkan ukuran-ukuran fisik, seperti keinginan kuat untuk memiliki jabatan kekayaan fisik lainnya, tetapi juga dalam bidang spiritual. SeringkaÂli seseorang terlihat low profile, tetapi secara spiritual menyimpan sesuatu yang tercela di mata Tuhan. Ego spiritual terjadi ketika orang-orang yang terlalu mengedepankan hubunÂgan vertikalnya dengan Tuhan tanpa mau tahu lingkungan masyarakat sekitarnya. Bahkan ia cenderung menghindarinya karena seolah-olah dirinya sudah tidak selevel dengan mereka. Ia mengklaim dirinya sebagai orang-orang kelas atas dalam dunia spiritual. Ia memilih-milih saÂhabat dan menghindari orang-orang yang justru memerlukan perhatian dan kasih sayang serta bimbingan. Jika orang-orang ini dijauhi lantas mereka semakin jauh dari Tuhan, sementara kita dengan asyiknya beribadah sendirian tanÂpa kehadiran mereka yang boleh jadi menyita waktu, tenaga, pikiran, dan materi, maka kita termasuk kategori ego spiritual.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12
Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
UPDATE
Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12
Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33