Berita

Ilustrasi/Net

Hukum

Sudah Darurat, Saatnya Dibentuk Badan Anti Pornografi Nasional

RABU, 15 MARET 2017 | 16:18 WIB | LAPORAN:

Musuh terberat bagi kalangan remaja di era digital saat ini adalah ancaman pornografi yang semakin gampang diakses.

Demikian dikatakan Ketua Umum Gerakan Masyarakat Peduli Anak Remaja Indonesia (Gempari), Patrika S Andi Paturusi (Anggie) dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (15/3).

Konten pornografi di berbagai media teknologi informasi sedemikian menjamur. Anak-anak pun dengan gampangnya hanya dengan sekali sentuh langsung bisa menonton berbagai adegan tidak seronoh yang tidak layak dikonsumsi oleh pelajar berusia belasan tahun.


Tidak heran kalau kemudian pornografi diposisikan sebagai salah satu ancaman serius bagi kalangan remaja.

Menurut Anggie, bahaya pornografi bagi remaja tidak saja pada aspek moralitas semata, melainkan juga dapat memicu munculnya kejahatan-kejahatan asusila akibat perilaku amoral sebagai dampak dari menonton pornografi.

Lebih mengkawatirkan lagi adalah risiko terbunuhnya masa depan anak-anak Indonesia akibat pengaruh negatif konten pornografi, seperti berkembangnya seks bebas di kalangan remaja, prostitusi anak, kejahatan asusila oleh anak usia sekolah.

Beberapa kasus yang masih terngiang, salah satunya adalah perkosaan yang dilakukan oleh oknum remaja terhadap seorang perempuan di Tangerang, lalu memasukan gagang pacul ke alat vital korban hingga tewas.

"Bayangkan anak remaja kita masih duduk di bangku SMP sekarang ini sudah sanggup melakukan perbuatan keji semacam itu. Salah satu inspirasinya adalah karena sering menonton film porno," mirisnya.

Karena itu sudah tidak bisa ditunda lagi. Menurut dia, harus segera dilakukan treatment untuk mencegah dan menanggulangi bahaya nyata pornografi di era kecanggihan teknologi dewasa ini.

Pemerintah harus melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang selama ini sudah dilakukan melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi dengan memblokir situs-situs berbau pornografi.

"Itu bagus untuk diteruskan. Namun melihat perkembangan bahaya pornografi yang terus menerus meneror anak-anak remaja kita sekarang ini, sepertinya pemerintah perlu merumuskan strategi baru untuk menghadapi ancaman nyata bahaya pornografi," terangnya.

Perempuan pemerhati tumbuh kembang anak ini mengimbau, sudah saatnya pemerintah menetapkan status darurat pornografi dan diberlakukan secara nasional. Hal itu penting agar semua masyarakat tersadarkan bahwa ancaman terhadap negeri ini tidak hanya datang dari terorisme, korupsi dan narkoba, melainkan tidak kalah serius yaitu pornografi.

"Kita sebagai anak bangsa yang peduli terhadap masa depan generasi menginginkan sikap tegas pemerintah untuk memerangi pornografi melalui kebijakan yang holistik dan komprehensif," desaknya.

Salah satunya dengan meningkatkan sosialisasi memerangi pornografi, seruan dan ajakan kepada para orang tua, institusi pendidikan, dan bahkan sampai ke hilir yaitu pengawasan terhadap para pebisnis warung internet. Pasalnya, sering kali anak-anak usia sekolah mendapatkan keleluasaan untuk mengakses konten pornografi justru di warnet-warnet.

Hal paling utama sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah dalam membentengi anak-anak remaja dari teror pornografi, menurut dia, dengan membentuk Badan Nasional Anti Pornografi (BNAP).

"Melalui strategi yang terstruktur dan terukur dan digawangi langsung oleh pemerintah dengan bekerja sama berbagai elemen masyarakat saya yakin pornografi bisa dikendalikan dan kita bisa menyaksikan senyum tawa generasi remaja Indonesia merayakan suka cita atas kesuksesnya meraih cita," pungkas Anggie.

Masih berkaitan pornografi, Polda Metro Jaya baru-baru ini membongkar jaringan pelaku pedofil lewat grup Facebook bernama Official Candy's Group dan grup WhatsApp.

Dilaporkan ada lebih dari 7 ribu anggota aktif grup tersebut. Adapun para admin bertugas untuk menerima anggota baru serta mendepak anggota yang tidak aktif atau tidak ikut mengirimkan gambar atau video pelecehan anak di bawah umur.

Empat adminnya sudah ditangkap yakni WW (27), DS (24), DF (17), dan SHDW (16).[wid]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya