Berita

Muhammad Nazaruddin/RM

Hukum

Pimpinan DPR: e-KTP Cuma Cerita 1 Orang, Nazaruddin Itu Peliharaan

JUMAT, 10 MARET 2017 | 22:10 WIB | LAPORAN:

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengaku tak terlalu fokus terhadap kasus dugaan korupsi KTP berbasis elektronik (e-KTP) yang menyeret sejumlah nama politisi dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Saya kok gak tertarik," katanya saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (10 /3).

Bukan tanpa sebab, politisi Partai Keadilan Sejahtera ini menilai bahwa tidak ada yang baru dalam kasus yang merugikan negara triliunan rupiah itu.


Karenanya, Fahri enggan memberikan tanggapan lebih jauh soal Ketua DPR RI Setya Novanto yang kesenggol dalam surat dakwaan sidang kemarin. Novanto disebut telah menerima aliran dana sebesar 11 persen dari total proyek pengadaan E-KTP.

"Itu cerita. Dan ini kedengarannya cuma cerita 1 orang. DPR dari dulu diginiin," ketusnya.

Fahri seakan tak percaya dengan kerja KPK. Pasalnya, menurut dia tidak sedikit kasus besar malah belum jelas juntrungannya.

"Kasus century itu ya pansus 3 bulan kemudian audit BPK nya 2 bulan kalau gak salah. Dilanjutkan Timwas ada berapa bulan sampai kita capek rapat. Tersangkanya cuma 2, eh narapidana. Berbulan-bulan gak ada keterusannya sampai sekarang. Ini aja gak jelas," jelasnya.

Kemudian, lanjut fahri, kasus mega proyek wisma atlit, Hambalang. Dikatakannya kasus Hambalang dulunya seakan merupakan kasus besar yang akan dibongkar KPK, namun hingga kini hanya satu orang yang menjadi tersangka, yakni Andi Malarangeng.

Diketahui, selain Andi Malarangeng, KPK juga sudah menetapkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazarudin. Namun, Fahri nilai Nazarudin hanyalah peliharaan. Sayangnya Fahri tak merinci Nazarudin itu peliharaan siapa.

"(Nazarudin) sudah dari dulu jadi tersangka. Inikan peliharaannya kan. Yang disuruh nyanyi dia saja. Jadi kita ini apa kesalahannya apa," ketusnya.

Lebih lanjut Fahri menilai bahwa publik terlalu sibuk melihat korupsi kecil terhadap uang yang sebenarnya bukan milik negara yang menghentikan proyek bernilai triliunan rupiah itu.

"Kita sibuk yang 25 miliar 2,5 triliun hancur. Itu uang negara rill. Yang 25 miliar bukan uang negara yang 2,5 triliun uang negara. Tapi kita sibuknya yang bukan uang negara 2,5 triliun ilang yang. Presiden datang, bilang astagfirullahalazim. Gitu aja. Untuk nakut-nakutin siapa gak tau," ujarnya sembari tertawa. [sam]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya