Berita

Febri Diansyah/net

Hukum

HEBOH E-KTP

Ini Saran Jubir KPK Untuk Mereka Yang Bantah Terima Duit E-KTP

JUMAT, 10 MARET 2017 | 19:40 WIB | LAPORAN:

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki bukti yang sangat kuat sebelum menyebut nama para politikus yang tertera di surat dakwaan atas Irman dan Sugiharto dalam perkara E-KTP.

KPK juga menegaskan memiliki bukti untuk memasukkan peran masing-masing orang dalam kasus dugaan korupsi yang melahirkan kerugian negara Rp 2,3 triliun itu.

Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, menjelaskan, penyidik telah mendapatkan bukti peran masing-masing pihak yang disebutkan dalam surat dakwaan sejak proses penyidikan terhadap Irman dan Sugiharto. Bukti-bukti tersebut didapatkan dari pemeriksaan saksi-saksi dan penelusuran informasi yang diterima KPK.


Karena itu, KPK berani mencantumkan sejumlah nama, mulai dari anggta DPR, pejabat kementerian, pihak swasta dan perusahaan hingga nama partai politik, yang ikut menerima duit haram mega proyek E-KTP.

"Pihak-pihak yang membantah silakan saja. Tapi tentu KPK sebagai penegak hukum punya kewenangan dan kewajiban mencari informasi dan bukti. Banyak juga pihak lain dalam kasus yang berbeda pernah membantah terlibat, tapi kemudian berubah pikiran," ujar Febri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat (10/3).

Febri menyarankan, orang-orang yang disebut dalam dakwaan bersikap kooperatif terhadap proses hukum. Hal ini demi mengungkap aktor utama dalam proyek pengadaan E-KTP.

"Kalau memang ada anggota DPR yang ingin kooperatif dengan KPK, termasuk juga pengembalian uang, sebenarnya itu akan lebih baik," jelas dia.

Dalam perkara ini Irman dan Sugiharto didakwa merugikan negara sebesar Rp 2,314 triliun dan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi dari proyek pengadaan E-KTP tahun anggaran 2011-2013.

Dua terdakwa tersebut melakukan perbuatannya bersama-sama Andi Agustinus alias Andi Narogong selaku penyedia barang dan jasa Kemendagri, Isnu Edhi Wijaya selaku ketua konsorsium PNRI, Diah Anggraini selaku Sekretaris Jenderal Kemendagri, Setya Novanto selaku Ketua Fraksi Partai Golkar dan Drajat Wisnu Setyawan selaku ketua panitia pengadaan barang jasa di lingkungan Ditjen Dukcapil tahun 2011. ‎

Atas tindakan tersebut, negara harus mengalami kerugian sebesar Rp 2.314.904.234.275,39.

Sejumlah nama yang diperkaya dari uang hasil korupsi proyek pengadaan E-KTP dibeberkan Jaksa Penuntut Umum KPK. Mulai dari pejabat pemerintah, pimpinan dan anggota Komisi II DPR, perusahaan hingga partai politik.

Di antaranya, Gamawan Fauzi, Diah Anggraini, Setya Novanto, Andi Agustinus alias Andi Narogong, Anas Urbaningrum, Olly Dondokambe, Yasonna Laoly, Marzuki Ali serta Ade Komarudin.

Kemudian Melcias Marchus Mekeng, Tamsil Lindrung, Mirwan Amir, Arief Wibowo, Chaeruman Harahap, Ganjar Pranowo, Agun Gunandjar, Mustoko Weni, Ignatius Mulyono, Taufik Effendi, Teguh Djuwarno, Yasonna H. Laoly, Khatibul Umam Wiranu, M. Jafar Hafsah.

Dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Jaksa KPK akan menghadirkan sekitar 133 saksi guna membuktikan kasus megaskandal E-KTP.

"Kami sudah sampaikan, penyidik sudah periksa sekitar 294 saksi, (tapi) kami (jaksa) hanya akan hadirkan 133 saksi," kata Jaksa, Irene Putri, kepada wartawan, usai membaca dakwaan di Pengadilan Tipikor Jakarta, kemarin. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya