Berita

Febri Diansyah/net

Hukum

KPK: Kami Tidak Mau Berhenti Pada Dua Orang Tersangka E-KTP

SELASA, 07 MARET 2017 | 20:27 WIB | LAPORAN:

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberi sinyal akan ada pengembangan lebih besar dalam penyelidikan kasus dugaan korupsi proyek E-KTP.

Alasannya, sejumlah pihak yang pernah dipanggil untuk diperiksa sebagai saksi telah menyatakan kesediaannya untuk bekerjasama dengan KPK.

Dua tersangka kasus itu, mantan Dirjen Dukcapil Kemendagri, Irman; dan mantan Direktur Pengelola Informasi Administrasi Kependudukan Ditjen Dukcapil Kemendagri, Sugiharto, telah mengajukan diri menjadi justice collaborator. Selain mereka, ada pula 14 anggota DPR RI yang telah mengembalikan uang hasil bagi-bagi rente dalam kasus korupsi itu.


"Kita semua ingin kasus ini dituntaskan tidak hanya berhenti pada dua orang saja (Sugiharto dan Irman)," ungkap juru bicara KPK, Febri Diansyah, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa (7/3).

KPK berharap saksi yang sudah mau bekerjasama akan konsisten membantu untuk mengungkap siapa saja pihak yang terlibat kasus tersebut.

"Tentu akan jadi salah satu faktor yang meringankan pada proses persidangan. Kita akan lihat lebih jauh konsistensi para terdakwa ini dan saksi-saksi lain," pungkasnya.

Kasus dugaan korupsi e-KTP mulai memasuki babak baru setelah berkas penyidikan perkara dilimpahkan ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.

Dua tahun perkara ini dipegang KPK, sejumlah nama besar dari kalangan eksekutif dan legislatif pernah dipanggil penyidik untuk diperiksa.

Misalnya, mantan Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, hingga Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey.

Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly juga pernah dua kali dipanggil untuk diperiksa penyidik KPK. Namun, Laoly berhalangan dan tidak menghadiri dua kali panggilan itu.

Ketua KPK, Agus Rahardjo, telah mengatakan bakal ada sejumlah nama besar yang disebutkan dalam surat dakwaan di persidangan perkara E-KTP pada 9 Maret mendatang. Agus berharap tidak ada guncangan politik setelah jaksa pada KPK mengumbar nama-nama itu di ruang pengadilan. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya