Berita

Net

Nusantara

Ini Faktor Penyebab Rusaknya Lingkungan Kota

KAMIS, 02 MARET 2017 | 04:10 WIB | LAPORAN:

Manusia dalam setiap kegiatannya selalu menghasilkan sampah yang memberikan kontribusi sangat besar terhadap emisi Gas Rumah Kaca (GRK), sehingga berpengaruh terhadap perubahan iklim.

Ketua Yayasan Peduli Bumi Indonesia (YPBI) Ananda Mustajab Latif mengungkapkan bahwa selain sampah, emisi kendaraan, asap dan limbah industri serta pemukiman merupakan penyebab pencemaran lingkungan dan kerusakan habitat dan ekosistem alam.

"Pertumbuhan populasi, peningkatan aktivitas manusia berdampak pada bertambahnya material sampah, limbah, dan emisi," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Kamis (2/3).

Menurut Ananda, ada beberapa faktor yang memiliki potensi merusak lingkungan perkotaan. Pertama yakni kepadatan penduduk dengan pemukiman padat yang tidak tertata, kemudian daerah aliran sungai (DAS) yang rusak dan tercemar, kurangnya ruang terbuka hijau (RTH) dan fasilitas publik, Kebiasaan atau perilaku buruk warga terhadap fasilitas publik, rendahnya komitmen pro-lingkungan pemerintah daerah setempat, serta Ketiadaan sistem pengelolaan sampah yang modern dan layak.

"Timbulan sampah dapat berdampak negatif terhadap DAS dan fasilitas publik lainnya yang amat berpotensi menimbulkan genangan atau banjir saat musim hujan dan tinggi debit air sungai dari pegunungan karena DAS menjadi dangkal dan tersumbat dan saluran air terpadati oleh material sampah padat yang bermacam-macam. Satu diantaranya adalah styrofoam, sebagaimana marak dibicarakan di kota Bandung dan daerah lainnya," jelasnya.

Timbulan sampah berbentuk polysterene foam (PS Foam) atau styrofoam telah memicu reaksi Pemerintah Kota Bandung beberapa waktu lalu. Yakni mengeluarkan Surat Edaran Walikota tentang pelarangan PS Foam. Ananda tak setuju dengan langkah tersebut. Di mana, lanjut Ananda, produsen kemasan plastik dan PS Foam yang mudah terurai (ramah lingkungan) seharusnya didorong untuk memacu ekonomi secara kreatif, bukan melarang karena dikuatirkan akan mematikan industri yang berdampak bertambahnya pengangguran.

"Beberapa kalangan mempertanyakan bahwa benarkah PS Foam merupakan permasalahan utama sampah di kota-kota besar. Dan seberapa besarkah prosentase sampah PS Foam yang terdapat di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) dibanding dengan jenis sampah lainnya. Berbahayakah PS Foam bagi kesehatan, mengingat selama ini sudah banyak digunakan untuk kemasan makanan dan tidak pernah terdengar bermasalah," bebernya.

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, diperlukan manajemen pengelolaan sampah yang apik dan modern yang diserta Law enforcement tegas bagi pencemar lingkungan dengan penanganannya bersifat komprehenship.

"Selain itu juga diperlukan pendekatan secara law compliance yaitu menumbuhkan ketaatan masyarakat terhadap kaidah-kaidah hidup di perkotaan secara apik dan ramah lingkungan, hal ini dapat ditempuh dengan cara edukasi dan sosialisasi SNI Ekolabel yang telah ditetapkan oleh Kementerian LHK. Dengan demikian masyarakat memperoleh pengertian yang benar tentang perilaku ramah lingkungan yang berkelanjutan," pungkas Ananda. [wah]

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

UPDATE

Kebijakan Bahlil Ugal-ugalan Bikin Susah Rakyat

Selasa, 04 Februari 2025 | 17:27

Bahlil Dampingi Prabowo Bertemu JK di Istana

Selasa, 04 Februari 2025 | 17:23

Legislator PKB Bingung Bulog DKI Mau Serap Ribuan Ton Beras

Selasa, 04 Februari 2025 | 17:13

BPH Curhat soal Dana Rp50 Miliar Masih Nyangkut di Kemenag

Selasa, 04 Februari 2025 | 17:02

Dewan Kebon Sirih Apresiasi Bantuan Modal UMKM Buat Program MBG

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:51

Kompromi Trump Basa-Basi, Dolar AS Masih di Atas Rp16.300

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:50

Pengecer Bisa Jual LPG 3 Kg, Eddy Soeparno: Prabowo Mendengar Aspirasi Masyarakat

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:47

Ferry Juliantono Dorong Alumni Fresh Unpad Buktikan Ilmu ke Rakyat

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:45

UU BUMN Sah, DPR: Penunjukan Direksi Tetap Domain Kementerian BUMN

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:29

Tidak Mau Disalahkan, Bapanas Sebut Kebijakan Impor Daging Ranah Kementan

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:28

Selengkapnya