Berita

Mukhtar Tompo/net

Politik

Mukhtar Tompo: Masalah Chappy Hakim Dengan Saya Belum Selesai

KAMIS, 23 FEBRUARI 2017 | 21:16 WIB | LAPORAN:

Anggota Komisi VII DPR RI, Mukhtar Tompo, menegaskan bakal melanjutkan gugatan hukumnya terhadap Chappy Hakim. Padahal, mantan Kepala Staf TNI AU itu sudah mengundurkan diri dari jabatan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI).

"Masalah dia dengan saya belum selesai," tegas Mukhtar saat melontarkan interupsi dalam rapat paripurna DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (23/2).

Mukhtar Tompo masih sangat kesal atas perlakuan Chappy terhadap dirinya yang terjadi pada Kamis (9/2) usai rapat kerja Komisi VII dengan Freeport dan perusahaan-perusahaan tambang lain. Chappy saat itu sempat memperlakukan Mukhtar dengan kasar, diduga akibat tidak senang dengan penyampaian pandangan Mukhtar saat rapat berjalan.


Dalam sidang paripurna tadi sore, politikus Partai Hanura itu juga menyampaikan sikap politiknya atas sengketa kerjasama antara PT Freeport Indonesia dengan pemerintah Indonesia.

"Sengaja saya memberikan judul 'Indonesia Menggugat' untuk memberikan kembali spirit Bung Karno puluhan tahun silam," ujarnya.

Dia kemudian mengutip pidato "Indonesia Menggugat" yang dibacakan Bung Karno di Bandung pada 1930.

"Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib di dalam tangannya sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnya," katanya menggelegar.

Kutipan perkataan Bung Karno tersebut, menurutnya, sangat relevan digunakan oleh pemimpin bangsa untuk menghentikan perusahaan asing yang telah mengeruk kekayaan alam Indonesia sejak tahun 1967 itu. Freeport selama ini berhasil mengeruk keuntungan US$ 19 juta atau setara dengan Rp114 miliar per hari.

"Tinggal dikalikan saja per bulan keuntungannya mencapai Rp. 70 triliun per tahun," ungkapnya.

Sementara, berdasarkan laporan kontrak karya antara pemerintah Indonesia dengan PTFI yang berlaku sejak Desember 1991, kontibusi PTFI terhadap pemerintah Indonesia yang sudah berjalan 25 tahun hanya Rp 8 triliun per tahun.

Tak hanya itu, lanjut dia, PTFI pun sangat sedikit merekrut putra-putri asli Papua untuk jajaran manajemen sampai direksi. Pemberian fasilitas kepada masyarakat juga sangat kurang. Semua itu sama sekali tidak berbanding lurus dengan keuntungan yang didapatkan Freeport. Karena itu, kerja sama dengan Freeport tidak perlu diperpanjang lagi. Yang perlu adalah pemerintah mempersiapkan alih pengelolaan PTFI kepada BUMN.

"Sudah selayaknya PT Aneka Tambang atau Antam mengambil alih pengelolaan PTFI. Selain sudah mampu dari segi pendanaan, Antam juga sudah berpengalaman dalam pengelolaan mineral," pungkasnya. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya