Indonesia dan PBB memulai kampanye pembersihan sampah plastik laut di Nusa Dua, Bali. Dalam hal ini Indonesia diwakili Kementerian Koordinator bidang Maritim (Kemenko Maritim) dan PBB diwakili UNEP, sebuah badan di PBB yang secara khusus mengurusi lingkungan.
"Pada akhir 2025 kami akan mengurangi 70 persen dari sampah plastik. Indonesia, hari ini meluncurkan Rencana Aksi Nasional untuk menanggulangi sampah plastik di laut," ujar Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan dalam siaran persnya, Kamis (22/2).
Rencana tersebut berisi berbagai strategi dan rencana konkret di darat, di wilayah pesisir, dan di laut.
"Pemerintah akan memberikan pembiayaan dalam melaksanakan strategi tersebut hingga 1 miliar dolar AS per tahun," katanya.
Menurut Menko Luhut dukungan pembiayaan tersebut akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam merealisasikan program nasional Indonesia bebas sampah.
Lebih jauh lagi, ia menjelaskan bahwa sampah plastik laut telah mengancam kehidupan ikan, mamalia, burung laut, dan terumbu karang di dunia. Parahnya lagi, lanjut dia, sampah plastik laut telah membanjiri pantai yang indah, tujuan wisata, dan bahkan pulau-pulau terpencil.
"Mereka yang terkena dampak negatif ekonomi ini adalah penduduk lokal, karena wisatawan tidak akan kembali mengunjungi tempat-tempat yang penuh sampah plastik, " kata Luhut.
Menko Luhut mengatakan bahwa Indonesia telah berhasil melawan pemburu ikan, perompak bersenjata, dan sekarang negara ini siap menghadapi tantangan sampah plastik laut.
"Kami lebih dari siap untuk memainkan peran aktif dan berada di garis depan dalam Kampanye Global PBB untuk laut bersih ini," tegasnya.
Pencanangan ini dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya serta Direktur UNEP Erik Solheim.
[ian]