Berita

Salamuddin Daeng/Net

Bisnis

Mungkinkah China Ambil Alih Tambang Emas Yang Dikuasai Freeport Amerika?

MINGGU, 19 FEBRUARI 2017 | 16:08 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

KISRUH soal Freeport di Tambang Emas Tembagapura Papua terus berlanjut. Perusahaan asal Amerika Serikat ini diterpa segudang masalah yang membuat perusahaan tambang terbesar di dunia ini tidak bisa beroperasi secara normal. Mulai dari masalah polemik perpanjangan Kontrak Karya (KK), ketidkamampuan perusahaan ini melaksanakan UU mineral dan batubara  (Minerba), gagalnya divestasi saham freeport kepada pihak nasional, hingga masalah relaksasi ekspor konsentrat.

Segudang masalah ini telah melahirkan konflik,  sengketa. Sengketa dan polemik antara pemerintan dengan perusahaan penghasil emas, tembaga dan perak terbesar di Indonesia. Masalah yang sepertinya tidak akan ketemu ujungnya dan terus berpindhah dari polemik yang satu ke polemik yang lain. Freeport telah menjadi ladang pertarungan (batleground) antara kekuatan global yang tengah berebut sumber daya alam yang sangat penting bagi perdangan global. Pertarungan yang menghadapkan Amerika Serikat dan China secara berhadap hadapan di Indonesia.

Serangan bertubi tubi dari pemerintah Indonesia kepada Freeport tepat disaat pemerintah AS tengah menghadapi masalah internal, pertentangan berbagai kubu yang belum tuntas sejak hasil pilpres AS lalu, yang menyebabkan kemampuan intervensi AS dalam mengamankan perusahaannya melemah. Ditambah lagi kebijakan Donald Trump yang lebih berorientasi ke dalam menyebabkan perlindungannya kepada Freeport melemah.

Muncul pertanyaan di tengah tengah publik apakah Freeport akan berpindah tangan dari USA ke tangan China?  Sebagaimana nasib saudara terdekatmya perusahaan PT Newmont Nusa Tenggara yang telah lebih dulu jatuh ke tangan China melalui pinjaman china kepada taipan Indonesia. Hal ini tampaknya sangat mungkin untuk terjadi melihat china dalam posisi siap menguasai Freeport melalui tangan taipan taipan Indonesia.

Tersebar kabar bahwa lingkaran penguasa Esdm, Kementrian maritim, Kementrian BUMN, telah mengatur skenario untuk menyerahkan freeport kepada China. Kabar yang mesti segera diversifikasi kebenarannya. Jika ini benar terjadi maka berakhir sudah dominasi perusahaan tambang AS di Indonesia, setelah sebelumnya perusahaan perusahaan tambang minyak AS siap meninggalkan Indonesia seiring kejauhan harga minyak.

Belakangan ini China memang memperlihatkan kecenderungan yang besar untuk masuk sebagai penguasa ekonomi Indonesia menggantikan supremasi Amerika Serikat. Ini telah ditunjukkan oleh penguasaan mereka atas investasi tambang, perkebunan, property dan infrastruktur. Sementara AS melepaskan satu persatu Bandul Bandul ekonomi utama yang selama berpuluh puluh tahun mereka kuasai.

Kasus Freeport akan menjadi penentu arah kebijakan investasi pemerintahan Jokowi sekaligus penentu siapa sekutu pemerintahan ini. Apakah China atau Amerika Serikat?  Mengapa penentu...? Freeport dan juga seluruh kekayaan Papua merupakan faktor utama yang mewarnai  geopolitik global sejak perang dunia II berakhir. Freeport dan Papua menentukan Indonesia berteman dengan siapa?  China atau Amerika Serikat. [***]

Penulis adalah peneliti dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

CM50, Jaringan Global dan Pemimpin Koperasi

Rabu, 12 Februari 2025 | 04:45

Telkom Salurkan Bantuan Sanitasi Air Bersih ke 232 Lokasi di Indonesia

Rabu, 12 Februari 2025 | 04:15

TNI Kawal Mediasi Konflik Antar Pendukung Paslon di Puncak Jaya

Rabu, 12 Februari 2025 | 03:45

Peran para Bandit Revolusioner

Rabu, 12 Februari 2025 | 03:19

Pengecer Gas Melon Butuh Kelonggaran Buat Naik Kelas

Rabu, 12 Februari 2025 | 02:59

DPD Apresiasi Kinerja Nusron Selesaikan Kasus Pagar Laut

Rabu, 12 Februari 2025 | 02:39

Telkom Beri Solusi Kembangkan Bisnis Lewat Produk Berbasis AI

Rabu, 12 Februari 2025 | 02:19

Pengangkatan TNI Aktif sebagai Dirut Bulog Lecehkan Supremasi Sipil

Rabu, 12 Februari 2025 | 01:59

Indonesia Perlu Pikir Ulang Ikut JETP

Rabu, 12 Februari 2025 | 01:48

KPK Diminta Periksa Bekas Ketua MA di Kasus Harun Masiku

Rabu, 12 Februari 2025 | 01:35

Selengkapnya