Salamuddin Daeng/Net
Salamuddin Daeng/Net
KISRUH soal Freeport di Tambang Emas Tembagapura Papua terus berlanjut. Perusahaan asal Amerika Serikat ini diterpa segudang masalah yang membuat perusahaan tambang terbesar di dunia ini tidak bisa beroperasi secara normal. Mulai dari masalah polemik perpanjangan Kontrak Karya (KK), ketidkamampuan perusahaan ini melaksanakan UU mineral dan batubara (Minerba), gagalnya divestasi saham freeport kepada pihak nasional, hingga masalah relaksasi ekspor konsentrat.
Segudang masalah ini telah melahirkan konflik, sengketa. Sengketa dan polemik antara pemerintan dengan perusahaan penghasil emas, tembaga dan perak terbesar di Indonesia. Masalah yang sepertinya tidak akan ketemu ujungnya dan terus berpindhah dari polemik yang satu ke polemik yang lain. Freeport telah menjadi ladang pertarungan (batleground) antara kekuatan global yang tengah berebut sumber daya alam yang sangat penting bagi perdangan global. Pertarungan yang menghadapkan Amerika Serikat dan China secara berhadap hadapan di Indonesia.
Serangan bertubi tubi dari pemerintah Indonesia kepada Freeport tepat disaat pemerintah AS tengah menghadapi masalah internal, pertentangan berbagai kubu yang belum tuntas sejak hasil pilpres AS lalu, yang menyebabkan kemampuan intervensi AS dalam mengamankan perusahaannya melemah. Ditambah lagi kebijakan Donald Trump yang lebih berorientasi ke dalam menyebabkan perlindungannya kepada Freeport melemah.
Populer
Senin, 01 Desember 2025 | 02:29
Minggu, 30 November 2025 | 02:12
Jumat, 28 November 2025 | 00:32
Kamis, 27 November 2025 | 05:59
Jumat, 28 November 2025 | 02:08
Jumat, 28 November 2025 | 04:14
Kamis, 27 November 2025 | 03:45
UPDATE
Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06
Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04
Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58
Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52
Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41
Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29
Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29
Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48
Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29
Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55