Berita

Antasari Azhar-SBY/net

Politik

Pasek: Jokowi Bikin TPF Supaya Pertikaian SBY-Antasari Tidak Jadi Komoditas Politik

SABTU, 18 FEBRUARI 2017 | 05:16 WIB | LAPORAN:

Sebaiknya, Presiden Joko Widodo membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) untuk meluruskan pertikaian antara mantan Ketua KPK, Antasari Azhar, dengan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Menurut anggota DPD RI, Gede Pasek Suardika, tim itu diperlukan agar kegaduhan tersebut tak menjadi komoditas politik. Antasari menuduh SBY sebagai otak dari kriminalisasi terhadap dirinya dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen. SBY tidak terima dengan tuduhan itu dan menyebut Antasari sebagai alat politik penguasa untuk menghancurkan nama baiknya. Pertikaian mereka pun berlanjut dengan pembuatan laporan di Bareskrim Polri.

"Daripada saling tuding, saling curiga, buat saja TPF. Kegaduhan ini akan terus berulang dan menjadi komoditas politik selama tidak ada kejelasan hukum. Pemerintah dan sejumlah pihak lain harus melakukan langkah konkret agar proses rekonsiliasi berjalan adil," ujar Pasek.


Anggota DPD RI asal Bali ini yakin, pernyataan Antasari mengenai peran SBY di balik kasus pembunuhan Dirut PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, bukan serangan politik untuk menjatuhkan anak SBY, Agus Yudhoyono, yang bertarung di Pilkada Jakarta yang lalu. Dia juga percaya, Antasari mengungkapkan hal itu bukan karena "cantolan" politik.

Apalagi, sejak masih di dalam penjara, Antasari telah mengungkapkan hal ini berulang kali walau belum sampai menyebut nama.

"Ada yang bilang, Antasari memiliki keberanian untuk mengatakan dirinya dikriminalisasi karena ada cantolan. Saya tidak sependapat dengan hal itu," tegas Wakil Ketua Umum Partai Hanura ini.

Ia menyamakan Antasari dengan rekan dekatnya yang diduga kuat juga menjadi korban politik SBY, yaitu mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.

"Anas terus bersuara ia dikriminalisasi meski berada di dalam penjara. Anas itu tidak punya punya cantolan apapun," imbuh Pasek.

Sambung mantan politikus Demokrat ini, keberadan TPF dapat membuka rangkaian kasus kriminalisasi lain yang terjadi di Indonesia. Dengan begitu, aparat penegak hukum tidak akan kembali dijadikan alat "membunuh" lawan politik penguasa.

"Negara harus membuka keanehan-keanehan atas meninggalnya sejumlah saksi kunci kasus korupsi yang terjadi di dalam penjara maupun di luar penjara. Ini demi kebaikan kita semua. Jangan sampai, penguasa menjadikan oknum aparat penegak hukum sebagai alat untuk ‘membunuh’ lawan politik," tuntut Pasek. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya