Berita

Antasari Azhar-SBY/net

Politik

Politikus PKS Tantang SBY Dan Antasari Sumpah Pocong

KAMIS, 16 FEBRUARI 2017 | 21:25 WIB | LAPORAN:

Pertikaian antara mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar, dengan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diprediksi tidak mencapai titik temu.

Anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil, menyebut dua pihak itu sama-sama merasa benar. Antasari yang merupakan mantan terpidana kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, menyebut SBY sebagai dalam kriminalisasi terhadap dirinya. Sedangkan SBY menuding serangan Antasari itu berbau kepentingan politik. Mereka berdua akhirnya saling melaporkan di Bareskrim Polri.

"Polisi enggak boleh berdiam diri untuk menguji ini, untuk menguji apakah laporan Antasari punya bukti hukum. Karena itu hak Antasari sesuai konstitusi. Begitu juga (laporan) Pak SBY," tegas Nasir dalam diskusi "Duel Antasari-SBY, Di Mana Aparat Penegak Hukum?" di Media Center Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/2).


Sebagai anggota DPR yang membidangi hukum, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengakui bahwa kadang-kadang polisi melakukan kriminalisasi terhadap pihak yang sudah ditargetkan. Tapi, kepolisian sebagai penegak hukum tetap memegang prinsip legalistik formalistik. Dalam menjerat targetnya, polisi pasti memiliki dua alat bukti yang akan diteruskan ke kejaksaan.

"Kalau tidak percaya dengan hukum, kita mubahalah saja, sumpah pocong saja. Orang itu bersumpah bahwa dia tidak melakukan sesuatu. Kalau dia bohong bisa dilaknat oleh Allah. Atau dalam tradisi kita, ya sudah sumpah pocong saja mereka berdua, kita nonton," katanya sembari tertawa.

Dia yakin penegakan hukum yang murni masih ada di Indonesia. Karenanya, aparat hukum harus bekerja dengan baik dan transparan. Jika tidak, gonjang-ganjing akan terus terjadi dan masyarakat tidak bisa hidup tenteram.

"Saya katakan (kasus Antasari) ini adalah ujian dari kepolisian bahwa apakah memang mereka serius atau tidak," ucapnya. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya