Berita

Foto: RM

Politik

JK: Lambang Palang Merah Simetris, Bukan Salib

RABU, 08 FEBRUARI 2017 | 22:14 WIB | LAPORAN:

RMOL. Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla menegaskan perubahan lambang yang digunakan PMI mendesak dilalukan.

Menurut dia, lambang itu harus diketahui secara pasti dan dikenali dengan mudah meski dari jarak jauh. Salah satu fungsinya untuk menghindari adanya kontak senjata terhadap petugas kepalangmerahan.

"Kalau pakai lambang Garuda, misalnya, hanya kelihatan dari jarak 50 meter. Makanya, dipakai lambang yang sekarang (plus) agar bisa dilihat dari jauh,” kata JK saat rapat dengan Komisi IX di gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (8/2).


Dia menjelaskan, pembahasan RUU Kepalangmerahan sudah dilakukan cukup lama. Pasalnya, polemik terkait lambang organisasi itu yang terus dipersoalkan. Atas dasar itu, JK pun meminta agar para pihak tidak menganggap lambang itu sebagai lambang yang sama.

"Palang merah itu (lambangnya) simetris, sedangkan salib itu kakinya panjang,” kata dia.

JK menjelaskan lagi, lambang plus pada palang merah merupakan simbol penghormatan kepada Henry Dunant, tokoh kemanusiaan asal Swiss. Dunant mencetuskan misi kemanusiaan usai menyaksikan Perang Solferino pada 1859 silam.

Menurut catatan sejarah, lambang palang merah itu diciptakan oleh seorang ahli matematika muslim asal Swiss, Muhammad Ibn Musa Al Khawarizmi.

"Lambang yang sekarang diciptakan ahli matematika Islam, Muhammad Ibn Musa al Khawarizmi. Ini harus jelas biar tidak ada keraguan,” ujarnya.

Selain lambang tersebut, Wapres menyebut, ada lambang lain yang juga digunakan sebagai simbol palang merah, yaitu bulan sabit.

Kata JK, lambang palang merah hanya dapat digunakan oleh petugas medis, relawan serta anggota militer non satuan tempur.

"Hal itu diatur dalam Konvensi Jenewa Tahun 1949," tandasnya. [sam]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya