Berita

Politik

Pengusaha Medsos Juga Harus Punya Komitmen Tangkal Hoax

Pelajar Jangan Sekedar Penyebar Konten
KAMIS, 26 JANUARI 2017 | 04:15 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Dr. Unifah Rosyidi mengatakan PGRI bertanggungjawab mendidik 54 juta siswa se Indonesia agar mampu mengenali dan menghadapi informasi bohong (hoax) dan fitnah.

Hal itu disampaikan Unifah Rosyidi dalam diskusi berjudul "Strategi Menang Melawan Hoax dan Fitnah" yang diadakan Komunikonten, Institut Media Sosial dan Diplomasi, di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta, Rabu Sore (25/1).

"Kita siap mengadakan literasi digital untuk para guru, namun kita butuh dukungan semua pihak. Banyak informasi aneh sekarang, seperti bumi itu datar, tips pengobatan yang mengada-ada, belum lagi berita-berita bohong yang bisa memecah persatuan bangsa, kami dari PGRI mengajak semua pihak, mari kita lindungi 54 juta siswa, poin-poin dari diskusi Komunikonten ini, akan kami bawa ke rapat PGRI," jelas Unifah Rosyidi.


Sementara itu, Direktur Eksekutif Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria menjelaskan siswa harus didorong jadi produsen konten sesuai minat dan bakatnya. Pemerintah pusat/daerah, kementerian/lembaga, dan organisasi swasta harus memperbanyak lomba-lomba yang mengajak siswa memproduksi konten.

"54 juta siswa harus jadi pembuat konten, bukan sekedar penyebar konten, mereka harus jadi generasi upload, bukan semata generasi download. Saya usul, agar siswa yang produktif memproduksi dan mengupload konten positif, inspiratif, kritik membangun di internet diberikan hadiah," ujar dia.

Hariqo menambahkan, solusi lain melawan hoax dan fitnah adalah, memanggil semua pengusaha medsos dan menagih komitmennya menghapus informasi hoax dan fitnah.

"Hoax dan fitnah bisa dideteksi dengan teknologi, tapi ini tidak akan akurat 100 persen, karenanya manual juga harus dilakukan. Jadi saran saya, mereka para pengusaha twitter, facebook, instagram, google dan lain-lain harus menambah SDM di kantornya masing-masing untuk menghadapi hoax dan fitnah. Teknologi oke, tapi pemantauan manual tetap harus dilakukan," jelas dia. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya