Berita

Foto/Net

Hukum

Bibit ISIS Jangan Dibiarkan Mekar Di Tanah Nusantara

17 WNI Pulang Dari Suriah
SENIN, 23 JANUARI 2017 | 09:11 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Detasemen 88 Anti Teror (Densus) Mabes Polri diberitakan menangkap 17 WNIkarena diduga terkait organisasi teroris ISIS. Mereka ditangkap di Bandara Internasional Soekarno- Hatta saat tiba dari Suriah.
 
Penahanan 17 WNI yang terbang dari Suriah itu dilaku­kan petugas Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta. Kini mereka di­tahan Kepolisian untuk pemerik­saan lebih lanjut.

"Berdasarkan analisa intelijen Polri, 17 orang tersebut diduga relawan, yang diduga melakukan kegiatan di Suriah. Kini mereka dia­mankan oleh Tim Densus 88 Mabes Polri," kata Kepala Bagian Humas dan Umum Direktorat Jenderal Imigrasi, Agung Sampurno.


17 orang itu terdiri dari delapan wanita dan sembilan laki-laki. Di antaranya, perempuan berinisial FW (26 tahun), S (2), APA (18), IOM (30), SS (32), UAS (38), MSR (1), ZKI (2), dan laki-laki inisial M (3), S (24), SMA (36), RRZ (37), MBM (10), ARR (9), AIR (9) dan JF (32).

Agung menyebut, belasan orang ini ditangkap berkat kerja sama Kanim Klas I Khusus Soekarno Hatta dengan Densus 88, "Mereka diamankan dari penerbangan Turkish Airlines TK 056, dari Turki tanggal 21 Januari 2017 pukul 18.10 WIB."

Nah, penangkapan dan penah­anan yang diberitakan sejumlah media daring itu ramai dikomentari khalayak netizen Tanah Air pada jejaring sosial Twitter.

Di antaranya, akun @ABdtulazizah mengapresiasi langkah Densus 88 Mabes Polri yang ber­hasil mengendus belasan terduga relawan teroris.

"Bagus udah ditangkap dan dibawa balik. Sebelum mereka semakin pintar buat bom dan punya ilmu strategi han­curin bangsa ini," katanya.

Akun @justwarning meyakini belasan orang itu calon anggota ISIS, "Sudah pasti ini bibit ISIS. Bagus ditangkap."

Akun @husnizainalabidin mem­inta Kepolisian untuk mengemba­likan 17 WNI tersebut ke Suriah. Karena keberadaan mereka di Indonesia menjadi ancaman.

"Di samping karena ISIS su­dah terdesak, keadaan politik di Indonesia sedang memanas. Kembalikan saja ke Suriah, cabut hak warga negaranya. Malah ini ke­datangan orang-orang yang dapat dipastikan bakal pro kejahatan."

Akun @agus1708 juga sependa­pat, "Kirim balik saja, biar betah di sana."

Akun @jollygoodbean1 ju­ga setuju. Dia meyakini belasan orang itu sepaham dengan teroris dan membahayakan masyarakat Indonesia.

"Harusnya dikirim balik ke Suriah saja, kan pahamnya udah sama. Daripada di sini nanti jadi teroris cuma bikin rusuh, kor­ban banyak dan menebar paham radikal. Lebih baik kehilangan orang-orang model begitu, lebih baik dikirim di tempat mereka seharusnya," kicaunya.

Akun @royusman mengatakan, sangat tepat jika pemerintah me­nangkap 17 WNI terduga relawan ISIS, "Dia perang bukan membela negara kita, warga negaranya harus dicabut. Awasi terus. Bahaya kalau dia nyebarin ajarannya."

Akun @aldhi2005 meminta pen­gadilan memberikan hukuman berat, bila keterlibatan mereka di Suriah terbukti, "Bikin masalah. Dikandangi aja. Bikin onar dan menakutkan tuh 'pengantin' ISIS," cuitnya.

Lalu, akun @gorril menilai, se­lain memberikan hukuman berat, negara harus mencabut kewar­ganegaraan mereka. Karena akan merusak nama baik Indonesia di mata dunia. "Interogasi, cabut kewarganegaraannya, lalu kemba­likan ke Suriah," sarannya.

Sebaliknya, sejumlah netizen menyampaikan pembelaan. Di antaranya, akun @ariyantokjs tidak yakin 17 WNI tersebut relawan ISIS. Dia khawatir data kepolisian tidak valid.

"Ini yang dinamakan fitnah, karena kamu tidak ada bukti apa yang kamu sangkakan. Ingat bro, fitnah lebih ke­jam dari pembunuhan," katanya.

Akun @Istighfar313 mengata­kan, untuk menetapkan seseorang sebagai relawan kelompok radikal, sebaiknya kepolisian menyiapkan data lengkap dan valid. Bukan menduga tanpa ada bukti kuat.

"Harus ditelusuri dengan baik. Jangan salah duga, apalagi salah tang­kap. Nama mereka akan tercemar," komentarnya mewanti-wanti. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya