Berita

Khatibul Umam Wiranu/Net

Wawancara

WAWANCARA

Khatibul Umam Wiranu: Ada Perasaan Bersalah Dari Keluarga Jika Penguburan Tan Malaka Tak Disempurnakan

JUMAT, 20 JANUARI 2017 | 08:11 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Politikus Partai Demokrat ini ditunjuk menjadi ketua tim delegasi penjemputan jasad Tan Malaka oleh Pemerin­tah Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat.

Pemindahan makam Tan Malaka dari Kabupaten Kediri ke Limapuluh Kota Sumatera Barat sempat menuai polemik. Pemkab Kediri sebelumnya sem­pat menyatakan keberatannya. Namun keluarga Tan Malaka justru merasa sangat bersalah jika penguburan leluhur mereka tidak disempurnakan di tanah kelahiran sang revolusioner di Kabupaten Limapuluh Kota.

Berikut penuturan Khatibul Umam Wiranu terkait proses pe­mindahan jenazah Tan Malaka;


Apa nggak kasihan, almar­hum Tan Malaka jasadnya dipindah-pindah begitu?
Justru sebaliknya, ada perasaan merasa bersalah yang amat kuat dari pihak keluarga jika tidak disempurnakan penguburan­nya atau dipindahkan ke tanah kelahiran beliau. Apalagi seperti yang saya sampaikan diatas pen­guburannya belum memenuhi tata cara agama Islam, agama yang dianut TM. Dan jangan lupa bahwa TM itu seorang yang hafal Quran.

Banyak yang menilai pe­mindahan jenazah ini tidak substansi?
Subtansi atau tidak itu hak anda atau siapapun yang me­nilai. Yang penting kami berbuat dengan niat menghormati TM, istilah dalam tradisi Jawa kami ini harus; mikul dhuwur men­dem jero, artinya setiap anggota keluarga-suku-bangsa, harus menjunjung setinggi mung­kin nama baik keluarga-suku-bangsa maupun kelompok lain­nya. Sebagai anak, kami harus bisa menjunjung tinggi derajat orang tua dan menutup segala kekeliruan dan kekurangannya. Kalau ada yang lebih substantif dari upaya yang kami lakukan ini, ya monggo saja dilakukan oleh siapapun. Yang penting berbuatlah untuk menghormati para pendahulu kita. Dan perlu dicatat bahwa tujuan akhir kita adalah bagaimana TM dihargai dan dihormati serta diberikan hak-haknya sebagai Pahlawan Nasional Kemerdekaan dan Raja dari suatu adat. Dan daerah dimana TM lahir, besar, seko­lah, mengaji, serta dewasa itu juga mesti dapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat bangsa, apalagi daerah ini juga pusat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia sebagai penyelamat Republik.

Sejauh ini respon dari Kementerian Sosial terkait rencana pemindahan ini ba­gaimana?
Respon Kementerian Sosial sangat positif. Kita sudah ber­temu Dirjen di Kemensos yang membawahi urusan kepahla­wanan. Dan dalam waktu dekat kita TMI (Tan Malaka Institut) dan YPP PDRI (Yayasan Peduli Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia) akan ber­temu Mensos Ibu Khofifah Indar Parawansa.

Apa saja sih pertimbangan dipindahkannya makam Tan Malaka?
Setelah saya berdialog dengan pihak keluarga besar Ibrahim Datuk Tan Malaka beberapa hal yang menjadi pertimbangan. Pertama, melihat kondisi makam TM yang selama ini tidak tera­wat dan keluarga merasa prihatin karena tidak ada yang memper­hatikan dan mengurusnya.

Baru akhir-akhir ini semenjak wacana pemindahan terdengar oleh publik luas, semakin ban­yaklah yang menaruh perha­tian termasuk pemerintah ikut memperhatikan soal makam TM. Kedua, semenjak hilangnya TM tahun 1948 keluarga terus menerus berusaha mencarinya, dan sampai akhirnya ditemukan tahun 2007, berkat jasa seorang peneliti asal Belanda Harry APusse.

Upaya yang sungguh-sungguh dari pihak keluarga yang terus melakukan usaha pencarian ini harus kita hargai.

Selanjutnya...
Ketiga, beliau Ibrahim Datuk Tan Malaka selain sebagai Pahlawan Nasional Kemerdekaan adalah seorang Raja Adat Bungo Setangkai. Tentu saja ini menjadi penting bagi kaum atau rakyat di kelarasan Bungo Setangkai, dimana Datuk Tan Malaka sebagai Raja mem­bawahi 142 kaum atau Datuk di wilayah tersebut.

Dan selama ini proses adat mengantung sebab Tan Malaka belum diketemukan makam­nya. Keempat ini adalah me­nyangkut marwah, kehormatan, harga diri kaumnya dan daerah Limapuluh Kota serta menurut saya orang Minangkabau secara luas. Kelima, secara agama penguburan Tan Malaka belum diselenggarakan secara syariat Islam sewaktu meninggal, kar­ena situasinya memang belum memungkinkan. Keenam, yang berhak dari jasad atau mayat TM, pertama-tama adalah keluarga dan kaumnya, artinya dengan ini keluarga lebih berhak atasnya. Ketujuh keluarga memandang bahwa dibawa pulangnya TM ke tanah kelahirannya akan mengakhiri perdebatan dan per­tanyaan selama ini; di manakah TM dikuburkan? Disamping itu pihak keluarga memandang bahwa pemakaman kembali TM banyak manfaat ketimbang mudharatnya.

Sejak kapan sih wacana itu dimunculkan dan siapa seb­narnya yang mengusulkan?
Pihak keluarga berkeinginan menyempurnakan penguburan beliau itu semenjak ditemu­kan makamnya tahun 2007 kemudian dipastikan bahwa itu jasad TM tahun 2009 melalui tes DNA. Setelah itu lebih kuat lagi niat dan keinginannya untuk menyempurnakan penguburan­nya sejak kondisi makam be­liau tidak terawat layaknya seorang Pahlawan Nasional Kemerdekaan dan seorang Raja, serta mulai lebih gencar sejak awal 2015. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya