Berita

Djarot Saiful Hidayat/Net

Wawancara

WAWANCARA

Djarot Saiful Hidayat: Kami Bukan Tidak Bisa Menutup Alexis, Tapi Belum Ada Pelanggaran Di Situ...

SENIN, 16 JANUARI 2017 | 10:17 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Djarot Saiful Hidayat mengaku menikmati jalannya debat kandidat perdana, yang digelar Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta beberapa hari lalu.

"Kalau saya sama Pak Ahok ngomong ya apa adanya. Karena kami kan sedang dan sudah mengerjakan banyak hal. Jadi saya bisa nikmati," ujarnya seusai blusukan di Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Mantan Walikota Blitar ini op­timistis, debat perdana kemarin berpengaruh positif terhadap mereka. Pasalnya, dia merasa bi­sa menjawab seluruh pertanyaan dari pasangan calon (paslon) lainnya dengan sempurna.


Berikut pernyataan Djarot;

Anda merasa bisa menjawab pertanyaan paslon lain dengan sempurna. Pertanyaan paslon nomor 3 tentang Alexis kan belum terjawab?
Kan Pak Ahok juga semalam sudah bilang, kalau mau menu­tup pelanggarannya harus ada. Harus jelas, dan tidak bisa asal menutup. Karena penutupan itu ada prosedurnya.

Lokasi hiburan malam Stadium dan Milles kan bisa ditu­tup. Kenapa Alexis enggak?
Kami tutup Stadium dan Milles itu karena terbukti melanggar. Ada narkoba di sana. Bukan tiba-tiba kami tutup begitu saja. Menutup tempat hiburan malam maupun hotel yang diduga men­jadi lokasi prostitusi, tidak bisa sembarangan tanpa ada bukti yang kuat.

Pelanggaran dan pengaduan harus ada, sehingga kami bisa segera menindaklanjuti.

Jadi kesimpulannya tempat hiburan malam Alexis tidak bisa ditutup gitu?

Bukan tidak bisa, tapi belum bisa karena belum ada pelanggarannya di situ. Coba lihat nanti, ada nggak pelanggarannya? Ada nggak pengaduannya.

Kalau perlu nanti kami minta bantuan untuk gerebek di situ, apa ada sarang narkoba di situ atau tidak.

Kalau terkait masalah peng­gusuran yang juga dipertanya­kan paslon lain bagaimana?
Saya sampaikan bahwa Ahok-Djarot tidak pernah menggusur. Hanya memindahkan, mere­lokasi.

Memindahkan dengan menghancurkan rumah mereka itu kan sama saja dengan menggusur?
Berbeda, karena kami me­nyediakan rusun sebagai peng­gantinya. Kami tidak mungkin merelokasi tanpa menyediakan rusun yang layak huni. Sebelum ada rusun yang layak untuk warga, kami tidak akan men­ertibkan dan menormalisasi kawasan itu.

Setelah rusun ada, baru kami normalisasi. Jadi kami memind­ahkan dari kehidupan yang tidak layak menjadi lebih layak. Kami berikan subsidi pendidikan, kesehatan, transportasi kami tanggung. Anak-anaknya juga lebih sehat, daripada tiap saat mereka terancam banjir terus menerus.

Apakah tidak punya cara lain untuk mengubah kehidu­pan warga supaya jadi lebih baik, selain dengan merelokasi mereka?
Menurut saya tidak mungkin bisa menata kota Jakarta tanpa memindahkan warga yang be­rada di bantaran sungai. Bagaimana kita menata bantaran sungai, kolong-kolong jembatan tanpa harus memindahkan mer­eka, gimana caranya? Saya pikir ya, kita memberikan rusun itu sebagai solusi.

Kalau bikin 'rumah apung' kan nggak mungkin. Apa mau dinaikkan Jakarta jadi 'kota apung'? Kan nggak mungkin. Makanya harus digeser harus dipindahkan.

Salah satu paslon menyindir Ahok -Djarot hanya memban­gun infrastruktur, tapi tidak SDM. Tanggapan Anda?
Lho, memindahkan warga ke tempat yang lebih layak bukan­nya juga membangun SDM? Orang tua dan anak-anaknya jadi lebih sehat, bebas dari banjir, sehingga bisa melakukan segala aktivitas dengan baik bukannya itu juga memperbaiki SDM?

Ada seorang anak di wilayah Pasar Rebo ini. Sekarang sudah bisa kuliah di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), karena merasa­kan manfaat dari kartu jakarta pintar (KJP). Apakah itu bukan bukti konkret pembangunan SDM? Menurut saya selama beberapa tahun belakangan ini kami sudah melakukan pemban­gun. Pembangun sumber daya manusia saat ini menurut kami sudah pada jalur yang benar.

Terkait pendidikan ini, kan ada paslon yang menilai pro­gram Anda tidak memasukkan masalah pendidikan karakter. Tanggapan Anda?
Pembangunan karakter itu harus dimulai sejak sangat dini, sejak di keluarga. Ini hanya bisa dilakukan kalau ada kesejahteraan, keadilan sosial tercapai baru bisa. Otak itu bukan sekedar perut kenyang, tapi hatinya juga. Pembangunan karakter ada di situ, otak yang juga cerdas. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya