Berita

Salamuddin Daeng/Net

Bisnis

Vampir Ekonomi

MINGGU, 15 JANUARI 2017 | 11:19 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

TAHUN 2017 akan menjadi tahun penderitaan rakyat. Pemerintah dalam tahun 2017 mulai menjalankan kebijakan "vampir" ekonomi, serangkaian kebijakan yang menghisap darah rakyat tepat di lehernya, untuk mendapatkan pendapatan yang besar.

Pendapatan ini nantinya akan digunakan untuk membayar utang yang pemerintah yang besar, khususnya yang ditumpuk dalam dua tahun teralhir. Sisa dari penghisapan darah rakyat itu digunakan sebagai dana infrastruktur bancakan oligarki penguasa.

Kebijakan 'vampir' ekonomi mau tidak mau harus dijalankan oleh pemerintah jokowi mengingat untuk merealisasikan ambisi besar pemerintah untuk bangun infrastruktur yang dibagikan kepada kroni pemerintahan. Sementara rendahnya penerimaan pajak akibat korupsi, rendahnya pendapatan negara akibat dicuri oleh asing, dan kotornya praktek pengelolaa cukai, akan diatasi oleh pemerintah dengan menghisap rakyat dan bangsa Indonesia.


Cara menjalankan model ekonomi 'vampir' ini di antaranya adalah :
1. Menaikkan harga BBM, TDL, jalan tol, transportasi darat  seperti kereta api, transportasi laut dan udara.
2. Menaikkan pajak, cukai dan biaya administrasi pajak kendaraan bermotor STNK, BPKB, dan biaya asminstrasi lainnya yang berkaitan dengan pelayanan publik.
3. Memajaki harta/aset, tabungan masyarakat, deposito, dengan cara mengorek tabungan dan deposito yang ada di bank bank.
4. Menaikkan biaya pendidikan, kesehatan, tarif asuransi BPJS dan layanan publik lainnya secara diam diam.
5. Menerapkan suku bunga tinggi atas kredit masyarakat, kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor, kredit UKM dll.

Kebijakan kebijakan tersebut diatas pada intinya adalah upaya mengeruk keuangan masyarakat untuk membiayai oligarki kekuasaan pemerintah yang tengah sekarat akibat turunnya harga minyak dan komoditas lainnya di pasar keuangan global.

Kebijakan vampir ekonomi ini sebagian besar akan mengenai masyarakat lapisan bawah, sementara lapirlsan atas sudah diberikan tax amnesty. Demikian juga perusahaan perusahaan asing sudah diberikan relaksasi melalui kebijakan izin ekspor bahan mentah mineral dan batubara agar mereka dapat mengeruk kekayaan Indonesia sampai habis.

Untuk mengawal kebijakan 'vampir' ekonomi ini maka pemerintah telah menggunakan aparat hukum untuk membungkam suara kritis. Pemerintah akan bersikap dan bertindak fasis dalam rangka mengontrol opini, di mana hanya ada satu pendapat yang benar yakni pendapat pemerintah, sementara suara kritis rakyat adalah hoax, palsu dan fitnah.

Tahun 2017 ini merupakan tahun paceklik bagi rakyat, tapi akan menjadi tahun pesta dansa densi bagi asing, taipan, dan oligarki pemguasa yang berpesta pora membagi bagikan kekayaan negara, pensapatan negara, untuk memperkaya diri, kekuarga dan kelompoknya.[***]


Penulis merupakan pengamat ekonomi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)




Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya