Berita

Joko Widodo/Net

Politik

Jokowi: Tidak Ada Kata "Pesimis" Di Tahun 2017

JUMAT, 13 JANUARI 2017 | 11:58 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Presiden Joko Widodo menyampaikan rasa syukurnya karena di tengah melambatnya ekonomi global, ketidakpastian ekonomi dunia yang pada 2015 ada krisis di Yunani, Brexit (British Exit), penurunan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok, dan ketidakpastian karena terpilihnya presiden Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa dikatakan baik.

"Alhamdulilah pertumbuhan ekonomi negara kita tahun 2016, data terakhir yang saya peroleh memang masih untuk triwulan 1, triwulan 2, triwulan 3, triwulan 4 belum saya terima. Jadi belum bisa menyampaikan berapa pertumbuhan ekonomi 2016. Tetapi paling tidak pada triwulan yang kedua dan ketiga 5,18 dan 5,02 adalah sebuah angka yang patut kita syukuri," kata Presiden saat sambutan acara Pertemuan Awal Tahun Pelaku Industri Keuangan, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/1).

Karena itu, Presiden berharap pada tahun 2017 ini tidak ada kata "pesimis". Kesulitan apapun dan tantangan yang banyak apapun, lanjut Presiden, harus dihadapi dengan rasa optimisme.


"Ini masalah psikologis. Dunia juga sama, kalau pemimpin-pemimpinnya tidak memberikan rasa optimis bagaimana rakyatnya," ujarnya.

Presiden menjelaskan, apabila dibandingkan dengan negara-negara yang lain terutama untuk G20, Indonesia masih pada urutan yang ke-3 setelah India dan Tiongkok. Artinya, Indonesia pada posisi yang sangat baik. Namun demikian, Presiden mengingatkan ini pun harus terus diperbaiki.

Terkait inflasi, Presiden meminta supaya angka-angkanya disampaikan kepada rakyat untuk menguatkan rasa optimisme bahwa fundamental ekonomi Indonesia adalah baik.

Menurut Presiden, pada tahun 2016, inflasi berada di angka 3,35. Sebelumnya, pada tahun-tahun yang lalu, angka inflasi 8-9 persen. "Tahun ini, sudah bisa kita injak sampai dengan 3,35. Ini juga  bukan angka yang mudah. Bukan angka yang mudah diperoleh," jelas menambahkan.

Adapun angka-angka yang berkaitan gini ratio, menurut Presiden, posisi Indonesia pada warna kuning menuju merah. Ia menyebutkan, lebih dari 14 tahun, gini ratio kita naik terus, yang terakhir 0,41. "Tapi Alhamdulilah tahun kemarin bisa diturunkan menjadi 0,397. Turunnya sedikit, tapi turun jangan naik," tuturnya.

Angka kesenjangan itu, dinilai Presiden menjadi tantangan terberat. Untuk itu, Ia meminta para pelaku industri keuangan dan juga semuanya berkepentingan untuk memperkecil gap ini, gap antar wilayah, dan gap antara kaya dan miskin.

Presiden berharap posisi kesenjangan ini diperbaiki. Kesenjangan kaya dengan miskin, kesenjangan wilayah. "Hati-hati ini tantangan terberat kita ada disini," tegas Kepala Negara.

Seperti dilansir dari situs setkab, hadir dalam acara tersebut antara lain Menko Perekonomian Darmin Nasution, Ketua OJK Muliaman Hadad, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menkominfo Rudiantara, dan Ketua KPK Agus Rahardjo. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya