Berita

Foto/Net

Bisnis

Garap Mega Proyek Konstruksi, Basuki Gandeng Pekerja China

JUMAT, 13 JANUARI 2017 | 10:00 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono tak menampik bila institusinya menggunakan tenaga kerja asing saat mengerjakan proyek pem­bangunan sejumlah infrastruktur di Indonesia.

Namun, kata dia, penggunaan tenaga kerja asing yang sampai saat ini jumlahnya tidak lebih dari 500 orang, hanya untuk proyek yang memiliki kerja sama dengan negara lain.

"Tenaga konstruksi dari China misalnya, kita gunakan bila jelas-jelas dalam suatu proyek ada kerja sama dengan nega­ranya. Nah kalau dengan Jepang, ada paling juga konsultannya," kata Basuki di Kantornya, ke­marin.


Basuki menjelaskan, tenaga kerja asing dari China yang ter­libat dalam proyek tahun jamak atau mega proyek Kementerian PUPR tidak lah banyak.

"Kalau dari China sendiri itu kita cuman sedikit. Paling di Manado, Belitung, sama di Rinda, Balikpapan. Enggak sampai 100, enggak ada paling," ujarnya.

Basuki meyakinkan, seluruh tenaga kerja asing, baik China maupun Jepang yang terlibat proyek Kementerian PUPR membawa izin resmi untuk bekerja di Indonesia.

Dia pun siap jika lembaga yang berwenang melakukan pengecekan terhadap warga asing yang bekerja bersama kementeriannya.

Selain tenaga konsultan dan kerja sama, Basuki juga meya­takan penggunaan tenaga kerja asing untuk penerapan teknologi terbarukan. Sebab tidak ada ten­aga kerja Indonesia yang mampu untuk melakukan keahlian terse­but. Itupun mereka mendapatkan pendamping dari tenaga kerja di Indonesia, selama bekerja di Indonesia.

"Kalau ada penerapan teknolo­gi seperti persis Jembatan Ciliwung-KBT itu ada 13 orang Jepang, kita ikuti dengan dua orang Indonesia karena baru kita pakai," akunya.

Namun demikian, Basuki meminta agar isu soal serbuan tenaga kerja asing sebaiknya tidak dibesar-besarkan. Karena yang terpenting saat ini, kata dia, adalah bagaimana para pekerja konstruksi di Tanah Air meningkatkan keahlian. Apalagi saat ini sudah me­masuki era pasar bebas atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Kita harus memperkuat diri. Boleh kok, tenaga kerja kita keluar. (Tenaga kerja Indonesia) di Filipina, Arab Saudi, Nigeria, yang dibawa Wijaya Karya, Waskita Karya, itu saja ada ratu­san. Tapi yang jelas, dalam pembangunan, yang kita prioritaskan adalah tenaga ahli dari dalam negeri," ujarnya.

Basuki berharap, program satu juta rumah yang dicanangkan kementeriannya tahun ini bisa semakin tinggi pencapaiannya yang di dasari adanya penam­bahan anggaran subsidi fasilitas likuiditas pembiayaan peruma­han (FLPP). Karenanya, dia optimis pencapaian dari program satu juta rumah bisa semakin lebih baik.

"Kalau program satu juta rumah di 2015 kan, capaiannya 790 ribu unit, 2016 minimal ada 805 ribu unit. Dan, karena ang­garan FLPP-nya naik dari 2015 sekitar Rp5 triliun, 2016 sekitar Rp 10 triliun, dan 2017 ini ada Rp22 triliun, maka kita harapkan capaiannya bisa lebih baik lagi," terangnya.

Menurut Basuki, keoptimisan pihaknya dalam pencapaian program satu juta rumah di ta­hun ini tak lepas dari dukungan sejumlah pihak, termasuk dari pihak Dewan Pimpinan Pusat Real Estat Indonesia. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya