Berita

Panglima TNI Gatot Nurmantyo/Net

Politik

Jenderal Gatot Dijailin Media Asing

Diberitakan Ditegur Presiden
KAMIS, 12 JANUARI 2017 | 08:46 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Setelah disebut media Australia kebelet nyapres, Panglima TNI Gatot Nurmantyo kembali dirundung kabar miring. Jenderal bintang empat itu disebut-sebut kena tegur Presiden Jokowi lantaran sudah bergerak "sedikit di luar kendali" dengan menangguhkan kerja sama militer dengan Australia. Dijailin media asing, Gatot tak lalu naik pitam. Dia hanya berkomentar singkat. "Hoax itu," kata Gatot, kemarin.

Kabar soal Gatot kena tegur Jokowi itu muncul pertama kali di Reuters, Senin kemarin. Kantor berita Inggris ini menurunkan berita yang jika diterjemahkan bebas berjudul, "Presiden Jokowi tegur Panglima TNI yang Sudah Bergerak di Luar Kendali". Isinya antara lain mengisahkan bahwa Jokowi memanggil dan menegur Gatot dalam sebuah pertemuan tertutup di Istana Bogor, menyusul langkah Gatot yang secara sepihak menghentikan hubungan kerja sama dengan Australia.

Artikel yang ditulis wartawan Reuters di Jakarta yakni Tom Allard dan Kanupriya Kapoor itu mengutip dua narasumber anonim yakni pejabat senior Istana yang disebut-sebut ikut dalam pertemuan tersebut dan seorang yang disebut pembantu presiden. Si pejabat ini menceritakan, Jokowi tak tinggal diam dan langsung menunjukkan otoritas tertingginya sebagai panglima tertinggi. "Gatot seperti sedikit di luar kontrol," kata si pejabat.


Si pembantu presiden juga menyampaikan hal serupa dengan menyebut Gatot memiliki ambisi politik. Dia bilang, Jokowi dan kabinet kaget dan tak menyangka saat membaca berita Gatot sudah memutuskan kerja sama militer dengan Australia. Jokowi, lanjut dia, tidak menegur secara resmi namun hanya memberi peringatan. Apakah Gatot akan dicopot? Si pejabat bilang, posisi Gatot sebagai panglima masih aman. Soalnya Jokowi meyakini Gatot tidak akan mengkhianati Presiden atau pemerintahan sipil.

Reuters mengaku sudah mencoba menghubungi Jenderal Gatot. Namun, pihak Panglima tak mau diwawancara. Juru bicara militer juga belum mau berkomentar soal pertemuan itu. Media asal Jerman Deutsche Welle dan Voice of America (VOA) Indonesia juga menurunkan berita yang kurang lebih sama.

Bagaimana tanggapan Gatot? Terus-menerus diberitakan miring, tak bikin tipis kuping. Gatot membantah semua kabar yang diberitakan media asing itu. "Teguran tidak pernah ada. Itu hoax," kata Gatot di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, kemarin.

Menurut Gatot, pemutusan hubungan sementara dengan Australia justru untuk menjaga kehormatan Jokowi sebagai kepala negara. Sebab, Australia dinilai telah menghina lambang negara, Pancasila. "Saya sudah katakan, semua yang saya lakukan karena Presiden pimpinan saya," jelasnya.

Sekadar tahu saja, TNI menangguhkan kerja sama militer dengan militer Australia, Australian Defence Force (ADF) karena dipicu empat insiden di pusat pendidikan pasukan khusus Australia. Empat hal itu antara lain adanya materi ajar yang mendiskreditkan peran Sarwo Edhie dalam Gerakan 30S/PKI, Papua yang disebut harusnya merdeka, dan ada tulisan Pancagila di ruang kepala sekolah. Atas insiden itu, Australia sudah menyampaikan permintaan maaf dan kini tengah melakukan investigasi terkait dengan hal itu. Perwira yang diduga melakukan pelecehan itu juga telah diberi sanksi.

Meski begitu, Panglima belum mau mencabut keputusannya. Menurut Gatot, kerja sama akan dilanjutkan jika sudah ada hasil investigasi lengkap dari Australia. "Pendidikan ini diberhentikan dulu, yang lain kita evaluasi lagi. Saya tidak akan ke Australia, kemudian menunggu dari hasil investigasi," kata Gatot.

Karena keputusan itu, berbagai kabar miring langsung menerpa Gatot. Media-media di Australia menyebut Gatot sengaja memanfaatkan isiden tersebut untuk memoles citra memuluskan ambisinya jadi presiden. Media Australia juga memojokkan karakter Gatot dengan mengutip pidato Gatot, yang pernah mengungkap kekhawatirannya, bahwa kekurangan pangan di China bisa memicu banjir pengungsi manusia perahu. Dia mengatakan akan menyembelih 10 ekor sapi dan membuangnya ke laut agar hiu berdatangan dan bisa melahap orang-orang tersebut.

Sementara itu, pihak Istana juga membantah kabar yang beredar bahwa Presiden menegur Panglima. "Tidak benar," kata juru bicara Presiden, Johan Budi Sapto Pribowo saat dikonfirmasi, kemarin.

Dia bilang, pada saat rapat paripurna yang digelar di Istana Bogor pekan lalu, Presiden sama sekali tidak membahas mengenai Panglima TNI. Rapat membahas antara lain rencana kerja pemerintah di tahun 2017. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya