Berita

Foto/Net

Bisnis

Naik Di Atas 20 Persen, Harga Cabe Dicap Kritis

RABU, 11 JANUARI 2017 | 09:43 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian me­nyatakan, harga cabe masuk kategori kritis. Hal itu mengacu Sistem Peringatan Dini (Early Warning System /EWS). Dalam sistem ini, pemerintah mem­bagi status harga bahan pangan menjadi tiga, yaitu aman, siaga, dan kritis. Harga suatu ba­han pangan dinyatakan kritis jika kenaikannya lebih dari 20 persen di atas harga acuan.

Berdasarkan data yang di­ambil dari Kementerian Per­dagangan (Kemendag), harga cabe rawit merah jauh di atas harga acuannya. Pada Senin (9/1), harga rata-rata cabe rawit merah mencapai Rp 84.902 per kilogram (kg) atau melonjak 95,2 persen secara tahunan.

Padahal, harga acuan pen­jualan cabe rawit merah di konsumen berdasarkan Pera­turan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 63/M-DAGPER/9/2016 per 9 Sep­tember hanya Rp 29.000 per kg. Artinya, harga cabe rawit merah kemarin naik 192,77 persen di atas harga acuan.


Status yang sama juga dimi­liki oleh cabe merah besar. Harga rata-rata cabe merah besar mencapai Rp 39.046 per kg atau secara tahunan naik 10,58 persen. Sementara, harga acuan penjualan di konsumen hanya Rp 28.500 per kg.

Harga rata-rata cabe merah keriting juga dalam status kritis karena mencapai Rp 44.422 per kg atau 55,87 persen di atas harga acuannya, Rp 28.500 per kg. Secara tahunan, harga cabe merah keriting naik 23,91 persen.

Ketua Umum Ikatan Peda­gang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengata­kan, harga cabe di atas Rp 100 ribu-Rp 120 ribu memang su­dah seharusnya masuk kategori kritis.

"Kenaikannya sudah tak wajar sehingga wajar dianggap kritis," kata Mansuri.

Selain harga, lanjut Man­suri, harga cabe pantas di­anggap kritis karena terjadi anomali. Harga tetap tinggi pasca-perayaan Tahun Baru padahal konsumsi mengalami penurunan.

Sebelumnya, Menteri Per­dagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan, harga cabe masih berfluktuasi. Harga cepat naik dan turun tergan­tung pasokan. "Saat ini stok cukup, hanya saja distribusi terganggu akibat cuaca," ujar Enggar. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya