Berita

Vladimir Putin/net

Dunia

Laporan Intelijen AS: Putin Terbukti Membantu Trump Lewat Serangan Cyber

SABTU, 07 JANUARI 2017 | 13:12 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Lembaga intelijen Amerika Serikat resmi menuduh Presiden Rusia, Vladimir Putin, membantu Donald Trump memenangkan pemilihan presiden yang berlangsung November 2016.

Laporan 25 halaman tersebut dirilis pada Jumat malam waktu setempat. Laporan itu mengatakan pemimpin Rusia "memerintahkan" kegiatan yang bertujuan untuk mempengaruhi pemilu AS.

"Kremlin mengembangkan preferensi yang jelas untuk Trump," tulis laporan itu, dikutip dari BBC.


Dokumen itu menyebut Putin memerintahkan serangan cyber ke dalam akun Komite Nasional Partai Demokrat. Kemudian, menggunakan perantara seperti WikiLeaks, DCLeaks.com dan Guccifer 2.0 untuk melepas informasi yang diperoleh dari peretasan. Juga, memanfaatkan para pelaku propaganda yang didanai negara.

Tujuan Putin adalah untuk melemahkan keyakinan masyarakat AS akan proses demokrasi yang mereka miliki. Sekaligus "merendahkan" kandidat Demokrat, Hillary Clinton, yang dianggap pernah mencoba menjungkalkan pemerintahan Putin .

"Kami menilai Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan kampanye pengaruh pada tahun 2016, yang bertujuan untuk pemilihan presiden AS," kata lembaga intelijen AS dalam laporannya.

Namun, laporan intelijen itu tidak menyebut Rusia mengganggu hasil penghitungan suara di Pilpres. Dalam arti lain, Putin tidak memerintahkan untuk merusak sistem penghitungan suara.

Diklaim, identitas para agen Rusia yang diduga bertanggung jawab dalam peretasan sudah diketahui otoritas AS, tetapi belum dipublikasikan untuk umum.

BBC juga melaporkan bahwa dokumen itu sudah disampaikan ke Presiden Barack Obama pada hari Kamis lalu. Sementara Moskow belum memberikan tanggapannya.

Sejak memenangkan Pilpres, Trump telah berulang kali menantang klaim yang menuduh intelijen Rusia "bermain" dalam proses Pilpres AS. Tetapi, dia mengaku tetap menghormati pekerjaan komunitas intelijen AS.

"Rusia, Cina, negara-negara lain, kelompok dan orang-orang tertentu secara konsisten mencoba menerobos infrastruktur cyber lembaga pemerintah, bisnis dan organisasi kita, termasuk Komite Nasional Demokrat. Dan itu benar-benar tidak berpengaruh pada hasil pemilu," katanya.

Trump malah menegaskan bahwa AS perlu secara agresif memerangi dan menghentikan serangan cyber. Dia berjanji akan membentuk tim khusus terkait serangan cyber dalam waktu 90 hari setelah dilantik. [ald]

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya