Berita

Joko Widodo/net

Bisnis

Jokowi Hitung Ulang Proyek Listrik 35 Ribu Megawatt

KAMIS, 05 JANUARI 2017 | 19:01 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

. Presiden Joko Widodo memerintahkan proyek listrik 35.000 megawatt (MW) dihitung ulang karena tidak sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat Indonesia.

Jokowi juga tidak menampik ada perbedaan perhitungan jika melihat pertumbuhan ekonomi akhir-akhir ini. Jika pembangunan proyek istrik 35.000 megawatt (MW) berhasil selesai pada 2019, maka malah merugikan negara karena ada kelebihan ketersediaan yang terlalu besar.

Pernyataan ini disampaikan Presiden Jokowi dalam rapat Dewan Energi Nasional (DEN) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/1).


Dari perhitungan yang terbaru, ungkap Jokowi, jika proyek 35.000 MW rampung pada 2019 maka akan ada kelebihan kapasitas listrik sebanyak 16.000 MW. Kelebihan dalam jumlah besar itu akan menyebabkan pemborosan di PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Jokowi juga menambahkan, saat ini konsumsi listrik per kapita di Indonesia masih jauh lebih rendah dibanding negara ASEAN lainnya seperti Singapura dan Vietnam.

Menurut dia, cara untuk meningkatkan kebutuhan masyarakat akan listrik adalah dengan pembangunan yang lebih merata lagi di seluruh daerah.

Polemik tentang proyek ambisius ini pernah menjadi isu hangat setelah dikritik oleh Rizal Ramli ketika ia baru dipercaya Jokowi menjabat Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya.

Berdasarkan catatan redaksi, pada 7 September 2015, Rizal menyebut pembangunan 35.000 megawatt yang dipaksakan hanya akan membahayakan keuangan PLN, bahkan bisa berujung pada kebangkrutan. Saat itu ia perkirakan akan ada kelebihan kapasitas sampai 21.000 megawatt jika proyek listrik tersebut dipaksakan selesai pada 2019.

Rizal juga sempat mengungkapkan bahwa proyek tersebut hanya mewakili kepentingan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Ia menyebut, pembangunan pembangkit listrik 35.000 watt sebagai proyek ambisius JK yang belum tercapai saat menjabat Wapres di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya