Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Tentang Tenaga Kerja China, Jokowi Pura-Pura Amnesia

KAMIS, 29 DESEMBER 2016 | 07:21 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

PEMERINTAHAN Joko Widodo mulai berlagak pikun, pura-pura amnesia dan buta. Berlagak tidak tahu penyebab mengapa tenaga kerja asing (TKA) China menyerbu masuk ke Indonesia baik secara legal maupun ilegal.

Bukankah potensi membanjirnya jutaan TKA China merupakan konsekuensi beberapa hal. Yaitu perdagangan bebas ASEAN dengan China melalui CAFTA; investasi China dalam berbagai mega proyek listrik, kereta cepat, pertambangan dan berbagai proyek infrastruktur lainnya yang mensyaratkan mempekerjakan tenaga kerja asing dari China; dan banyaknya barang-barang impor dari China yang mendorong perdagangan pedagang dari negara tersebut langsung menjalankan kegiatannya di Indonesia.

Biasanya sebelumnya barang dari China dijual oleh pedagang Tionghoa di dalam negeri. Saat ini, bahkan banyak pedagang yang berasal dari China yang langsung menyewa dan membeli ruko untuk menjual sendiri barang barang produk China.


Potensi membanjirnya WNA China dan TKA China juga didukung dan disumbang  oleh kebijakan internal Indonesia yang dibuat di era Pemerintahan Joko Widodo. Diantaranya kebijakan pemerintahan Joko Widodo untuk membebaskan visa kepada 170-an negara; kebijakan pemerintahan Joko Widodo untuk tidak mewajibkan bahasa Indonesia bagi tenaga kerja asing; kebijakan pemerintahan Joko Widodo untuk membolehkan pendirian Organisasi Masyarakat (ORMAS) oleh warga negara asing; dan kebijakan pemerintahan Joko Widodo untuk  mengizinkan warga negara asing dalam memiliki property, termasuk rumah tinggal, di Indonesia,

Faktor lain adalah berkaitan dengan birokrasi yang lemah dan korup serta tidak bertanggung jawab. Hal ini mengakibatkan terbukanya peluang masuknya pekerja ilegal, imigran gelap dengan cara menyuap birokrasi; perdagangan narkoba, prostitusi dan kegiatan ilegal lainnya yang dilakukan orang asing di Indonesia; dan kaki tangan kekuatan asing yang  duduk di dalam  pemerintahan yang mengambil keuntungan atas kelemahan sistem negara.

Demikian sedikit gambaran terkait kekhawatiran adanya serbuan jutaan pekerja asing yang akan menggusur nasib dari para pekerja bangsa kita sendiri.

Setelah industri nasional kita tergusur oleh gempuran produk impor industri China, kini pekerja atau buruh kita harus menerima nasib digusur oleh TKA adalah sebuah kekuatiran yang masuk akal.

Kini, jangankan menjadi tuan di negeri sendiri, bahkan hak untuk menjadi kuli di dalam negeri sendiri saja digusur oleh impor kuli dari China.

Kita tidak anti terhadap asing, tapi dengan sistem negara yang lemah dan kepemimpinan nasional yang tak berdaya dan tak bermoral, serbuan TKA China dan asing lainnya sangat membahayakan masa depan bangsa Indonesia, dapat mengubah Indonesia menjadi surga kejahatan transnasional dan medan pertarungan ekonomi dan politik antara berbagai kekuatan negara.

Semoga membantu kita untuk tetap eling lan waspodo, ingat dan waspada terhadap datangnya ancaman yang sedang mengurung kita. [***]

Penulis adalah Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Jakarta

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya