Berita

Rumah Kaca

Sajak Telolet

JUMAT, 23 DESEMBER 2016 | 15:49 WIB | OLEH: RAMON DAMORA

di jalan sajak
buku puisiku yang tipis
selalu berharap
diarak tulang rahang

para pengemis

pengkhianat jadi pahlawan
namanya abadi
tersurat di alamat jalan
tiang rambu-rambu
penuh selongsong peluru
puisiku hanya memungut
bekas kekasihmu
dan kabut

di jalan sajak
kata-kata hanya riak
tak kunjung dalam
tuhan belum juga beranjak
dari daun-daun
yang gugur semalam
padahal jemariku masih utuh
menulis sepotong kuku
yang kekal dalam tanggal

di jalan sajak
tauhid galau
hidup hanya walau
mati pun kalau

aku menunggu 
ombak pasang
di kampung-kampung
yang berbau pesing
agar puisiku lebih mudah
diterjemahkan bahasa asing

barah yang pecah
di barak-barak pengungsian
meleleh secepat paragraf
terjebak oleh gema
lorong sebatang pena 
di jalan sajak
kadang tak sengaja kau teriak
airmatamu saja
yang paling bening

di jalan sajak
potensi puisi macet
sebab dari klakson
kebahagiaan lebih mudah telolet [***]

Ramon Damora adalah pujangga dari Batam, Ketua PWI Kepulauan Riau.

Populer

UPDATE