Berita

Pertahanan

Gubernur Dan Kapolda Mesti Lebih Peka Terhadap Potensi Gangguan Kerukunan Di NTT

SABTU, 17 DESEMBER 2016 | 09:27 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Komunitas Persaudaraan Nusa Tenggara Timur meminta pemerintah daerah dan kepolisian meningkatkan kewaspadaan setelah terjadi peristiwa penikaman terhadap tujuh siswa SDN I Sabu Barat, di Kabupaten Sabu Raijua, NTT pada Selasa (13/12).

Salah satu tokoh warga NTT di Jakarta, Petrus Selestinus, peristiwa yang berujung kematian pelaku akibat dikeroyok massa adalah tindakan biadab dan tidak berperikemanusiaan. Penyerangan yang menjadikan anak-anak kecil sebagai target bisa disebut sebagai tindakan radikal bertujuan teror terhadap kehidupan yang rukun, penuh toleransi dan beragam di NTT.

"Sebagai penanggungjawab politik dan keamanan, Gubernur dan Kapolda NTT mesti terus meningkatkan kewaspadaan dan kepekaan, agar tidak membuka peluang masuknya kelompok radikal merusak kondisi NTT sebagai provinsi yang sangat toleran dan menghargai perbedaan," ujar Petrus dalam keterangan tertulisnya.


Menurut Petrus, peristiwa tersebut tidak boleh dianggap kriminal biasa karena sebelumnya aktivitas kelompok radikal di NTT telah dideteksi. Bahkan beberapa kelompok telah diamankan dan dipulangkan oleh aparat kepolisian tanpa proses hukum.

"Gubernur NTT dan Kapolda tidak memiliki kepekaan, kewaspadaan dan tanggung jawab terhadap situasi keamanan di seluruh NTT, terkait dengan dinamika politik nasional di Jakarta," kritik Petrus.

Tokoh warga NTT lainnya, yang biasa disapa Opa Japy, menambahkan, Komunitas Persaudaraan NTT di Jakarta mendesak Polri untuk mengungkap aktor intelektual di belakang peristiwa yang tidak berperikemanusiaan tersebut.

"Kami meminta Kapolri, Jaksa Agung, Panglima TNI dan Mahkamah Agung untuk segera membuka Polres, Kejaksaan, Kodim dan Pengadilan Negeri di tiap kabupaten pemekaran di NTT yang sudah 10 tahun lebih belum memiliki institusi hukum dan keamanan," tegas Opa. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya