Berita

Foto/Net

Bisnis

Harga Susu Kudu Diatur

Cegah Peternak Sapi Gulung Tikar
SENIN, 05 DESEMBER 2016 | 10:04 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Peternak Sapi perah menag­ih janji pemerintah yang akan membuat regulasi tentang batas harga susu sapi terendah. Harga saat ini dinilai sangat murah dan mengancam keberlangsungan bisnis ternak sapi.

Ketua Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) Agus Warsito mengatakan, kebijakan batas harga susu terendah akan menguntungkan para peternak rakyat. Sebab, harga susu lokal bisa terdongkrak karena akan menyesuaikan dengan proses dan kondisi pasar.

"Saya kira upaya dari Kemen­terian Pertanian (Kementan) perlu didukung karena akan menaikkan harga susu lokal," tutur dia.


Berdasarkan hitung-hitungan para peternak susu lokal, sehar­usnya harga yang ideal untuk susu lokal sebesar Rp 7.000 per liter. Harga tersebut sudah termasuk biaya lemari pendingin dan pengiriman yang menelan biaya antara Rp 500-Rp 700 per liter. Jadi di harga peternak rata-rata mencapai Rp 6.300-Rp 6.500 per liter.

"Itu baru usaha peternakan sapi perah aman. Tetapi tidak apa-apa kenaikan Rp 6.000 harapannya setelah semuanya normal bisa kembali ke harga Rp7.000 per liter," kata Agus.

Lebih lanjut, kata dia, dengan adanya upaya dari Kementan tersebut menunjukan bahwa pemerintah memiliki perhatian terhadap para peternak sapi perah. "Meskipun masih berupa usulan, tetapi kita senang karena pemerintah sudah mulai ada perhatian pada nasib peternakan sapi perah," katanya.

Saat ini, harga susu lokal tidak wajar karena berada pada kisa­ran Rp 4.500 per liter. Dengan kondisi harga tersebut, banyak pengusaha di bidang peterna­kan sapi perah merasa rugi dan terancam gulung tikar.

Selain itu, dia juga mendu­kung, Kementan yang akan me­wajibkan importir susu meny­erap susu lokal. Sebab, importir susu selama ini tidak mendu­kung pengembangan susu lokal. "Kami menunggu realisasi janji tersebut," ujarnya.

Dia menambahkan, dari total 95 importir susu yang ada di Indonesia, hanya tujuh importir yang mau menyerap produksi susu lokal. "Sementara sisanya hanya benar-benar menjadi importir yang mencari untung tanpa ada kontribusinya pada peningkatakan produksi susu nasional," terangnya.

Sekjen Perhimpunan Peter­nak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Rochadi Tawaf men­gatakan, impor susu diperkira­kan akan terus naik lantaran produksi susu lokal stagnan, sementara konsumsi susu terus mengalami peningkatan. "Kita perhatikan sekarang ini pening­katan konsumsi nggak diikuti dengan produksi," katanya.

Populasi sapi perah di dalam negeri juga menunjukkan tren penurunan sejak beberapa ta­hun terakhir. Saat ini, produksi susu sapi nasional pada 2015 tercatat sebesar 805.000 ton. Besaran tersebut jauh lebih ke­cil dibandingkan 2012 sebesar 960.000 ton.

"Data BPS (Badan Pusat Statis­tik) jumlah sapi perah kita 525.000 ekor, produksinya 805.000 ton setahun. Dengan sentra pengem­bangannya lebih banyak di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur," kata Rochadi.

Dia mengimbau supaya dibuatkan revitalisasi di bidang sapi perah. Untuk mewujudkan hal ini pemerintah perlu bertin­dak cepat dan strategis. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya