Berita

Edi Hasibuan/net

Politik

Lemkapi: Hindari Diskriminasi, Jangan Tahan Para Tokoh Aktivis

SABTU, 03 DESEMBER 2016 | 09:46 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Penangkapan terhadap 10 tokoh aktivis politik oleh kepolisian RI harus dihormati publik. Namun, sebaiknya para aktivis tidak ditahan demi menghindari gejolak sosial yang baru.

"Kita berikan apresiasi soal penangkapan itu. Tapi tentu saja saya berikan masukan kepada pimpinan Polri agar penegakan hukum tidak jadi gejolak baru di masyarakat," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian RI (Lemkapi), Edi Hasibuan, dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (3/12).

Edi mengatakan, Lemkapi sudah memberi masukan kepada pimpinan Polri agar tidak ada aktivis yang ditahan. Penahanan para aktivis akan menimbulkan persepsi publik bahwa Polri melakukan diskriminasi hukum.


"Sangat tidak elok jika mereka ditahan. Sampai sekarang masih ada tiga lagi yang belum dibebaskan dan ini perlu jadi pertimbangan supaya tidak kelihatan ada diskriminasi dalam penegakan hukum," jelasnya.

Soal bukti-bukti yang menyatakan para tokoh itu merencanakan makar, ia yakin kepolisian pasti sudah memegang bukti-bukti kuat tersebut.

"Yang penting polisi bisa pertanggungjawabkan penangkapan para tokoh aktivis, bahwa yang mereka lakukan adalah ada upaya makar, karena salah satu tugas polisi menjaga pemerintahan yang sah," ujar Edi.

Sebelumnya, Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul, mengatakan, sampai sekarang Polri masih menahan tiga orang dari 10 tokoh aktivis yang ditangkap kemarin pagi.

Mereka adalah berinisial J, R dan SBP. Sedangkan tujuh orang lain dipulangkan dengan alasan subjektivitas penyidik.

Sepuluh orang yang ditangkap kemarin pagi oleh kepolisian adalah Ahmad Dani, Kivlan Zein, Rachmawati Soekarnoputri, Ratna Sarumpaet, Sri Bintang Pamungkas, Rizal Kobar, Eko, Adityawarman, Firza Huzein, dan Jamran. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya