Berita

Setya Novanto/net

Politik

Setya Novanto Meruntuhkan Bangunan Etika Politik

SABTU, 03 DESEMBER 2016 | 07:24 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Etika politik sudah runtuh ketika Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto, kembali menduduki jabatan Ketua DPR RI setelah melengserkan Ade Komarudin.

Bangunan etika yang pernah didirikan oleh sesepuh Partai Golkar, B.J. Habibie, pada masa lampau, juga telah pupus. Kesepakatannya adalah ketua partai tidak boleh menjabat pada posisi pemerintahan.

"Proses kembalinya SN (Setya Novanto) sebagai Ketua DPR RI telah meruntuhkan bangunan etika politik dan mengajarkan kepada rakyat bahwa kuasa elite partai lebih kuat daripada menjaga politik etis," kata Koordinator Kajian Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia, Andrian Habibi.


Seharusnya, ketua umum parpol bertugas mengurus parpol dan membangun tata kelola parpol modern. Selain itu, ia bisa menyerahkan posisi jabatan eksekutif dan legislatif kepada kader parpolnya. Semua ketua umum parpol saat ini harus menanggalkan jabatan di eksekutif dan legislatif, dan menyerahkannya kepada kader partai dengan mekanisme yang transparan.

Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI juga mesti lebih adil dan bijaksana untuk menjaga marwah DPR.

"Seharusnya MKD memiliki standar operasional prosedur yang jelas untuk menerima laporan masyarakat dan menyidang setiap anggota parlemen. Bila sudah memutuskan seorang anggota Dewan telah melanggar etik kedewanan, pelanggar harus meminta maaf kepada rakyat dan mengundurkan diri sehingga proses PAW langsung diurus oleh partai," lanjut Andrian.

KIPP juga meminta kepada seluruh ketua umum parpol untuk menyatakan alasan menerima jabatan publik baik di pemerintahan maupun di alat kelengkapan DPR, kepada rakyat. Alasan tersebut sebagai bentuk kepedulian bahwa rakyat berhak tahu alasan mereka bertugas sebagai pejabat publik sekaligus memimpin parpol. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya