Berita

ilustrasi/net

Politik

Ketua KNPI: Jokowi Melukai Iklim Demokrasi Indonesia

SABTU, 03 DESEMBER 2016 | 06:52 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) menyayangkan penangkapan terhadap 10 orang yang dituduh merancang makar oleh kepolisian pada Jumat dinihari (2/12).

Sepuluh orang yang ditangkap adalah Ahmad Dani, Kivlan Zein, Rachmawati Soekarnoputri, Ratna Sarumpaet, Sri Bintang Pamungkas, Rizal Kobar, Eko, Adityawarman, Firza Huzein, dan Jamran.

Ketua DPP KNPI, Risman Pasigai, mengungkapkan, penangkapan atas para tokoh aktivis politik itu menciderai gerakan umat dan rakyat Indonesia yang saat ini sedang berjuang menegakkan keadilan.


"Penangkapan sepuluh aktivis pergerakan nasional adalah tindakan rezim Jokowi yang menciderai iklim demokrasi di Indonesia," kata Risman.

Ia menegaskan, penangkapan 10 aktivis tersebut adalah bukti nyata dari gerakan pemerintah melalui pihak kepolisian, untuk mematikan gerakan rakyat dan melanggar HAM.

Penangkapan ini juga adalah upaya pemerintah meredam dan menakuti rakyat dalam menyampaikan aspirasi. Padahal, hak itu dijamin oleh undang-undang.

"Penangkapan aktivis tersebut adalah wujud kembalinya gaya pemerintahan yang otoriter, bahkan lebih sadis dari pemerintahan Orde Baru," tegasnya.

"Penangkapan aktivis tersebut adalah wujud ketakutan dan kepanikan pemerintahan Jokowi akan kritik rakyat terhadap penegakan hukum di Indonesia," tambahnya.

Karena itu, DPP KNPI mengajak seluruh aktivis, pemuda dan mahasiswa untuk tidak gentar melawan upaya rezim membunuh demokrasi dan tetap menjalankan aksi demokrasi secara santun dan sesuai UU.

"Kami meminta kepada pemerintah agar proses hukum bagi aktivis yang ditangkap secara transparan, terbuka dan tidak tebang pilih. Jangan sampai penangkapan tersebut terkesan hanya ingin menakuti dan menggagalkan gerakan demokrasi rakyat, bukan penegakan hukum," tegasnya.

Ia sendiri menegaskan tidak setuju upaya makar yang merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. KNPI mengajak seluruh elemen bangsa agar bersatu melawan gerakan itu. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya