Berita

Boediono/Net

Bisnis

Boediono: APBN Jangan Sampai Lepas Kendali

RABU, 30 NOVEMBER 2016 | 10:55 WIB | LAPORAN:

Wakil Presiden RI periode 2009-2014, Boediono mengatakan, dalam perjalanan bangsa Indonesia, APBN kerap menjadi bagian dari masalah, bukan bagian solusi.

Di tahun 1950 hingga 1960 an, APBN mengalami proses yang lepas kendali. Sehingga pemerintahan Orde Baru bertekad agar APBN jangan sampai menjadi penyebab krisis.

Di akhir tahun 60 an hingga sekarang, terbentuk suatu prinsip pandangan dasar bahwa APBN bukanlah penyebab krisis.


"Oleh sebab itu rambu-rambunnya ada. Di zaman Pak Soeharto, namanya konsep anggaran belanja berimbang. Jangan sampai APBN lepas kendali karena godaannya besar sekali," kata Boediono di Seminar Nasional Tantangan Pengelolaan APBN Dari Masa ke Masa, di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Rabu, (30/11).

APBN selalu menjadi tarik menarik kekuatan politik. Begitu pula menjadi seorang menteri keuangan tidaklah mudah karena godaannya sangat besar.

"Karena ini uang, uangnya banyak, apa dan siapa mendapatkan manfaat terbesar," kata Boediono yang pernah menjabat menkeu periode 2001-2004.

Usai krisis moneter yang mendera Indonesia, perjalanan pengaturan APBN menjadi ketat lewat lahirnya banyak UU. Untuk mengikuti standar pengeloaan APBN internasional, Indonesia menjiplak dari negara-negara maju di Eropa.

"2001-2004 baru saja kita sadar diri dari pukulan yang luar biasa, krisis moneter, kita sendiri mengalami dampak yang paling parah dibanding negara lain," lanjutnya.

Boediono menceritakan, di masa itu, tugas pemerintah adalah bagaimana meyakinkan bahwa Indonesia bisa melewati masa beban hutang yang begitu besar, sehingga APBN tetap berjalan dan suistainble.

"Yang paling gampang ya pengeluaran dipotong-potong. Kita mencoba menggenjot penerimaan pajak, beberapa langkah awal, dari kita melakukan reformasi di bidang perpajakan," ulas dia.

Langkah lain menutup kekurangan anggaran dengan menjual aset, karena ketika itu Indonesia hampir tidak mungkin meminjam uang ke luar. Dan akhirnya mulai perlahan kas negara bertambah seriring keputusan pemerintah menyetop kerjasama dengan IMF.

"Itu pun kita berupaya jangan sampai menimbulkan gejolak. Di tahun 2004 kita menyerahkan estafet pemerintahan kepada pemerintahan yang baru dalam kondisi yang lebih baik," demikian Boediono.[wid]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya