Berita

Foto/Net

Hukum

Teroris Abu Sayyaf Ngeledek 3 Negara

Tangkap, Lepas, Tangkap, Lepas...
SENIN, 21 NOVEMBER 2016 | 08:45 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Urusan kita dengan penculikan di perairan Asia Tenggara seperti tak kelar-kelar. Buktinya, Sabtu (19/11) lalu, dua nelayan kita diculik gerombolan bersenjata di perairan Malaysia Timur. Dua pekan lalu, dua kapten kapal asal Indonesia juga diculik di perairan Kinabatangan, Sabah.

Informasi penculikan dua nelayan Indonesia itu diamini militer Malaysia: The Eastern Sabah Security Command atau Komando Pengamanan Timur Sabah (Esscomm). Kepala Escomm Datuk Wan Abdul Bari Wan Abdul Khalid mengatakan, mereka diculik di perairan Merabung, Lahat Datu, Malaysia Timur.

Awalnya, tak ada tanda-tanda mencurigakan di perairan kawasan Malaysia itu hingga dini hari Sabtu lalu. Termasuk, keamanan atas sebuah kapal penangkap ikan dengan 13 kru di dalamnya, dua di antaranya nelayan asal Indonesia.


Nah, sekitar setengah delapan pagi waktu setempat, tiba-tiba sebuah speed boat berisikan lima orang pria bertopeng dan bersenjata merangsek ke kapal nelayan itu. Mereka menangkap dua orang pria yang belakangan diketahui WNI. Mereka berusia 43 dan 36 tahun.

"Sebuah kapal dengan lima pria bertopeng dan membawa senjata laras panjang mendekati kapal tersebut," cerita Abdul Bari, seperti dikutip media asal Malaysia, New Strait Times, kemarin.

Bersenjata dan bertopeng, sontak membuat 13 orang nelayan di atas kapal merasa takut untuk melawan. Mereka pun hanya menunduk ketika orang-orang bertopeng itu menyerbu kapal dan langsung menghancurkan sistim komunikasi kapal. "Mereka juga merampas seluruh ponsel dan uang milik kru kapal," tambahnya.

Usai merusak dan merampas harta benda di atas kapal, perompak seolah belum puas. Mereka melakukan penculikan atas dua nelayan yang kebetulan WNI. Padahal, di atas kapal ada 13 pria yang kebanyakan warga Malaysia.

Kapal perompak pun melarikan diri ke perairan internasional tepatnya ke arah Filipina. Sementara, kapal korban berupaya mendekati kapal nelayan lain dan meminta pertolongan. "Salah seorang kru mengontak temannya, yang kemudian memberikan informasi kepada Esscom," terangnya.

Bak gayung bersambut, militer Filipina menduga insiden itu terkait dengan kelompok teroris Abu Sayyaf. Kelompok itu, tengah diburu ribuan militer Filipina. "Para pria bersenjata dan korbannya mengarah ke Filipina Selatan," kata juru bicara militer Filpina, Mayor Filemon Tan, kepada wartawan, kemarin.

Singkat cerita, jejak perompak itu sempat terlacak militer Filipina dan berusaha mengejarnya. Sayang, speedboat perompak lebih licin dan lolos dari pengejaran. Dia yakin, pelakunya adalah kelompok Abu Sayyaf.

Abu Sayyaf beroperasi di perairan Kepulauan Sulu, dekat dengan Malaysia. Didirikan dengan agenda separatisme dan menyatakan tunduk pada militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) serta Al-Qaeda.

Aksi penculikan terhadap dua ABK WNI itu hanya berjarak dua pekan setelah peristiwa serupa menimpa dua nakhoda WNI asal Buton, Sulawesi Tenggara. Mereka juga diculik di dua kapal berbeda saat sedang melaut di perairan Sabah timur.

Sementara, Kementerian Luar Negeri Indonesia membenarkan kabar penculikan tersebut. Juru bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir mengatakan Kemenlu sudah menerima informasi tersebut.

"Kita sudah mendapatkan informasi tersebut tadi malam sekitar pukul 21.00 WIB dari sumber kita di Sabah. Konsulat RI Tawau pagi ini sudah mengirimkan tim ke Kunak untuk mendapatkan informasi lebih lanjut,"ujar Arrmanatha Nassir saat dikonfirmasi wartawan, kemarin.

Setahun terakhir, angka penculikan pelaut di perairan Sabah meningkat pesat. Penculikan terakhir terjadi pada 5 November, dimana kelompok bersenjata menculik nelayan WNI dari kapalnya. Pada 18 Juli lima WN Malaysia juga menjadi korban penculikan di perairan Lahad Datu. Mereka ditahan kelompok Abu Sayyaf yang meminta tebusan.

Para menlu dan menteri pertahanan dari Indonesia, Malaysia dan Filipina sudah bertemu dan membahas soal penculikan. Ketiga negara sepakat bekerjasama. Presiden Filipina Rodrigo Duterte juga sudah memberikan izin pada pihak berwenang dari Indonesia dan Filipina untuk tetap mengejar penculik yang memasuki perairan Filipina. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya