Presiden Jokowi melihat Indonesia memiliki potensi besar untuk menguasai pasar buah dunia. Pasalnya, Indonesia memiliki lahan yang luas dan kaya varietas buah tropis. Sayangnya, alih-alih menjadi pengekspor besar, bangsa ini malah dikuasai produk impor.
Jokowi mengungkapkan, InÂdonesia saat ini memang sudah masuk ke dalam 20 besar negara yang mendominasi perdagangan buah dunia. Namun, capaian tersebut sangat jauh dari potensi yang dimilikinya.
"Indonesia memiliki potensi menguasai pasar buah dunia. Banyak sekali permintaan yang hingga kini belum kita penuhi dengan baik," kata Jokowi daÂlam acara pameran buah nusantara, Fruit Indonesia 2016 di Senayan, Jakarta, kemarin.
Hal tersebut terjadi, menurut Jokowi, karena pengelolaan pertanian buah-buah di dalam negeri belum terkelola dengan baik. Misalnya, penanganan saat panen, pemetikan buah belum dilakukan sesuai dengan standar. Kemudian, tidak dilakuÂkan seleksi mana buah masuk kategori kualitas A, B dan C. Hal lainnya, pengemasan yang belum dilakukan dengan baik.
Selain pengelolaan lahan, Jokowi menilai, luas lahan perÂtanian buah masih sedikit. Oleh karena itu, dia inginkan luas lahan segera ditambahkan.
"Saya sudah perintahkan MenÂteri Pertanian kembangkan buah ekspor. Kalau kelapa sawit saja bisa 14 juta hektare, mestinya buah-buahan bisa sampai angka seperti yang dimiliki kelapa sawit," pintanya.
Jokowi yakin, bila pengemÂbangan terus dilakukan, IndoÂnesia tidak hanya juara ekspor, tetapi juga akan mengurangi impor buah. "Sudah bertahun-tahun kita masuk buah impor, nggak lucu lah. Semua bisa kita kuatin di dalam negeri, nanti buah-buah impor itu akan menÂtal," yakinnya.
Pada kesempatan ini, Jokowi memberikan perintah kepada BUMN memanfaatkan lahanÂnya untuk menanam komoditas buah. Dia ingin perusahaan pelat merah tidak hanya fokus menaÂnam karet dan sawit. Apalagi, kebutuhan buah di dalam negeri masih belum mencukupi.
"BUMN sebaiknya menyiapkan lahan 10 sampai 50 ribu hektare khusus untuk menanam buah," pintanya.
Jokowi juga memerintahkan pemerintah daerah untuk menduÂkung penyediaan lahan pengemÂbangan tanaman buah. Dia berÂjanji akan memberikan dukungan bila ada hambatan regulasi, inÂfrastruktur dan logistik.
Jokowi memberikan apresiasi terselenggaranya acara pameran buah ini. Menurutnya, pameran buah harus sering diselenggaraÂkan. Karena, pameran merupaÂkan sarana untuk mengenalkan produk buah Indonesia. Selain itu, sarana untuk mempertemuÂkan penjual dan pembeli.
"Bahwa acara tahun ini harus lebih besar, harus lebih baik, harus lebih bagus. Dan harus libatkan pasar internasional seÂhingga potensi buah Indonesia bisa berjaya di pasar global. Itu keinginan saya tahun lalu," ujarnya.
12 Buah Lokal Diakui Dunia Menteri Pertanian Amran (Mentan) Sulaiman mengakui, pasar buah Indonesia masih banÂyak dipasok dari impor. MenuÂrutnya, masih rendahnya kualiÂtas dan mutu buah lokal menjadi salah satu penyebab buah impor diminati masyarakat.
Namun demikian, lanjut AmÂran, bukan berarti buah lokal jelek semua. Dia menyebutkan, setidaknya Indonesia memiliki 12 buah-buahan unggulan yang sudah diakui dunia.
"Kita punya 12 varietas lokal yang diakui dunia, yaitu jeruk bali keprok, durian, mangga, manggis, alpukat, nanas, rambuÂtan, salak, pisang, pepaya, melon dan semangka," ungkapnya.
Amran menerangkan, dari data perdagangan dunia, pada tahun 2014 Indonesia masuk peringkat 20 eksportir terbesar di dunia. Mentan lalu merinci, unÂtuk varietas jeruk jumlah ekspor mencapai 1.999 ribu ton, durian sebanyak 856 ribu ton, mangga 2.464 ribu ton.
Selanjutnya manggis 111 ribu ton, alpukat 306 ribu ton, nanas 1.874 ribu ton, rambutan 733 ribu ton, salak 1.036 ribu ton, pisang 1.008 ribu ton, pepaya 830 ribu ton, melon 184 ribu ton, dan semangka 684 ribu ton.
Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menambahkan, saat ini momenÂtum yang tepat untuk Indonesia menggenjot produksi buah di dalam negeri.
"Indonesia memiliki varietas buah yang berbeda. Ini kesempaÂtan untuk meraup pasar buah daÂlam negeri dan global di tengah meningkatnya konsumsi buah dunia," kata Darmin. ***