Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengaku dirinya memantau dengan seksama peralihan kepemimpinan Presiden Amerika Serikat dari Barrack Obama ke Donald Trump.
Menurutnya, ada 3 peristiwa yang sangat penting. Pertama, pidato kemenangan Trump. Kedua, acceptance speech (pidato penerimaan) oleh Hillary Clinton. Ketiga, pidato transisi oleh Presiden Obama.
"Itu menarik sekali. Saya menikmati suatu negara yang dewasa dalam satu kampanye atau Pemilu yang paling ketat sepanjang sejarah Amerika, yang menang langsung mengatakan saya sekarang adalah Presiden bangsa Amerika bukan Presiden klok dan bersumpah menjadi Presiden bagi semua orang," kata Fahri mengulang pernyataan Trump saat berbincang dengan pers di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/11).
Kemudian, lanjut dia,
acceptance speech (pidato penerimaan) nya Hillary yang sangat luar biasa. Hillary menurutnya merupakan perempuan pertama yang pernah masuk nominasi setingkat itu. Hillary menghibur pemilihnya yang kecewa.
"Meski banyak demo di Amerika tapi itu dapat menyatukan kembali dan Hillary menjawab banyak persoalan transisi. Dia secara khusus juga mengimbau remaja-remaja putri dan pemula politik, berterimakasih telah menjadi jagoan kalian. Saya ingin berikan semangat agar remaja-remaja perempuan di AS punya harapan yang besar. Memang blm bisa pecah telor tapi saya yakin suatu hari akan ada perempuan yang bisa jadi presiden karena itu teruslah bermimpi," beber Fahri juga menirukan ucapan Hillarry.
Terakhir, pidato Obama yang menurutnya tidak kalah menarik. Padahal Obama, selama ini sampai masa kampanye pun sama sekali tidak mau menyebut nama Trump karena saking kesalnya.
"Tapi begitu sudah ada fakta kemenangan, Obama langsung berpidato bahwa timnya dan tim Presiden terpilih (Trump) sedang menyiapkan masa transisi dan akan meninggalkan kantor untuk presiden baru dengan keadaan baik agar Trump bisa bekerja dengan situasi yang lebih baik," tandasnya.
Semua pelajaran kedewasaan demokrasi tersebut menurut dia seharusnya bisa dijadikan pelajaran berharga untuk kedewasaan demokrasi di negeri ini, sehingga tidak perlu ada kegaduhan politik. Apalagi hanya Pilkada DKI Jakarta.
[zul]