Berita

Pangi Syarwi Chaniago/Net

Politik

Demo 411 Gagal Mengkudeta Adalah Opini Sesat

KAMIS, 10 NOVEMBER 2016 | 09:52 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago berpendapat bahwa tidak ada unsur politisasi kepada sejumlah ormas Islam saat unjuk rasa dugaan kasus penistaan agama "Aksi Bela Islam" pada Jumat (4/11).

Isu lainnya yang juga terbantahkan yakni soal kudeta terhadap Presiden Joko Widodo. Padahal menurut Pangi, pada Jumat itu, jutaan massa sudah mengepung Istana Merdeka dari tujuh mata angin, namun mereka tetap berpegang teguh pada niat awal, yakni aksi damai menuntut keadilan kasus dugaan pensitaan agama yang dilakukan Basuki Tjahja Purnama "Ahok".

Pangi menegaskan, jika aksi damai 411 dipolitisasi oleh pihak tertentu, maka seharusnya dengan jumlah massa yang mencapai jutaan, dan ditambah adanya kesepakan bersama antara militer dan massa, sangatlah mungkin dan mudah menjatuhkan rezim Presiden Jokowi malam itu. Tapi faktanya, hal itu tidak terjadi dan ini menepis dugaan adanya kudeta.


Ia berpendapat, jika pada aksi itu terdapat deal-deal politik termasuk kesepakatan bersama antara militer dan massa, maka sangat mudah membuat Presiden jatuh, karena menumbangkan Presiden dengan massa yang jumlahnya jutaan bukan hal yang mustahil.

"Kalau saja militer main mata dengan aksi massa atau terjadi kompromi politik berupa persekongkolan jahat, selesai Presiden Jokowi. Militer yang didukung rakyat bisa memuluskan kudeta," ujar Pangi, Kamis (10/11).

Hal itu juga disebut Pangi sebagai bukti bahwa TNI sangat solid dan loyal melindungi rakyat, menjaga persatuan dan keberagaman bangsa Indonesia, serta tetap setia di bawah komando panglima tertinggi Presiden Jokowi.

"Karena militer solid dan setia kepada rezim Presiden Jokowi, tak ada yang berkhianat. Opini sesat, kalau kemudian menguatnya isu kudeta gagal, yang dipancarkan hanya opini kudeta di dunia maya," ujarnya.

Pangi menambahkan, bahwa yang mampu melakukan kudeta terhadap pemimpin negara adalah militer yang dilengkapi dengan persenjataan lengkap.

"Di mana-mana yang bisa melakukan kudeta adalah militer, rakyat nggak punya senjata. Nggak ada sejarah kudeta rakyat. Militer yang punya senjata. Kemarin ada nggak militer mengeluarkan satu pelor saja, ugal-ugalan menembak rakyat? Di mana-mana biasanya rakyat hanya sekedar pemantik kudeta," jelas dosen politik UIN Jakarta ini. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya