Seperti yang telah diproyeksi banyak kalangan, kemenangan Donald Trump pada pemilihan presiden AS (pilpres AS) memberikan sentimen negatif terhadap perekonomian global. Kemarin, pasar saham dunia rontok, termasuk Indonesia, setelah miliarder tersebut dipastikan mengungguli pesaingnya Hillary Clinton.
Pasar saham global langsung merosot setelah Trump diketahui memenangkan pilpres AS. Hal itu tercermin dari penurunan Indeks saham Jepang Nikkei sebesar 2,2 persen. Indeks saham Australia tergelincir 3,7 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 2,8 persen. Indeks saham Shanghai susut 1,3 persen. Dan, indeks saham Hong Kong Hang tergelincir 3,5 persen.
Indonesia juga mengalami hal yang sama. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan ditutup turun 1.03 persen. Nilai tukar rupiah juga mengalami peleÂmahan meskipun tipis, dari Rp 13.055 per dolar ASmenjadi Rp 13.019.
Anggota Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada tidak kaget dengan peleÂmahan bursa global dan IHSG. Karena, menurutnya, selama ini investor menganggap program Trump tidak pro dengan pasar.
"Penurunan itu respons atas terÂpilihnya Trump. Mereka melihat Trump akan menambah ketidakÂpastian perekonomian. Trump juga dinilai terlalu radikal," kata Reza kepada
Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Reza menyebutkan, program Trump yang dianggap tidak pro pasar antara lain akan memerangi perdagangan dengan China, menaikkan pajak impor dari China dan Meksiko, menuÂrunkan pajak dalam negeri, dan mengurangi pajak bagi pekerja kelas menengah.
Reza memprediksi, sentimen negatif akan berlangsung selama dua minggu. Proyeksi tersebut bercermin dari gejolak IHSG pada saat Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit).
Bagaimana dengan sektor rill? Reza memastikan tidak ada pengaruhnya. Trump diyakininya akan tetap menjalin hubungan dagang yang baik denÂgan Indonesia. "Dia akan meliÂhat mana yang menguntungkan. Buat apa memutuskan dagang dengan Indonesia yang menguntungkan," katanya.
Beda halnya dengan China, Reza yakin, Trump akan menguÂrangi kerja sama dengan Negeri Tirai Bambu dengan alasan defisit perdagangan.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio memiliki pandangan serupa. Dia mencontohkan pergerakan bursa saham Wall Street. Menurutnya, pasar saham di AS lesu karena pelaku ekonomi di Negeri PaÂman Sam selama ini ragu Trump mampu menjalankan tata kelola ekonomi.
"Secara psikologi langsung (pasar merespons). Baru mau menang aja sudah begitu (IHSG merah)," tutur Tito.
Namun demikian, dia menyaÂkinkan pengaruh hasil pemilihan presiden AS terhadap IHSG bersifat sementara. Sebab, pasar akan lebih menilai komposisi menteri bidang ekonomi dalam kepemimpinan Trump, terutama menteri keuangan.
Presiden Jokowi menyatakan mendukung siapa pun yang akan memimpin AS. "Apa pun yang menjadi pilihan rakyat Amerika, saya kira kita sangat menghargai," katanya.
Dia memastikan hubungan Indonesia akan tetap baik, terutama hubungan perdagangan dan investasi. Menurut Jokowi, AS merupakan investor terbesar kelima di Indonesia.
Saham MNC Meroket Kemenangan Trump memÂbawa berkah untuk saham MNC group. Seperti diketahui, MNC dan Donald Trump mengemÂbangkan proyek theme park di Lido, Sukabumi, Jawa Barat, melalui PT MNC Land Tbk.
PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) mengalami kenaikan 30 poin atau 1,54 persen ke Rp 1.980. Saham MNC menyentuh level tertinggi di angka Rp 2.030 dengan tingkat terendahnya di angka Rp 1.900. Saham MNC ditransaksikan dengan transaksi perdagangan sebesar Rp 26,59 miliar dari 13,44 juta lembar saham diperdagangkan.
Sementara saham PT MNC Investama Tbk (BHIT) naik Rp 26 atau 18,84 persen ke Rp 164. Saham MNC Investama menyentuh angka tertinggi sebeÂsar Rp 173 dan tingkat terendahÂnya berada di Rp 136. Saham BHIT diperdagangkan dengan transaksi sebesar Rp 30,02 miliar dari 187,93 juta lembar saham diperdagangkan.
Sedangkan saham PT MNC Land Tbk (KPIG) naik Rp 10 atau 0,69 persen ke Rp 1.450. Saham MNC Land bergerak dengan angka tertinggi di Rp 1.450 dan angka terendahnya di Rp 1.440. Saham KPIG diperÂdagangkan dengan transaksi sebesar Rp 160 juta dari 133 ribu lembar saham diperdagangkan.
Selain itu, saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR) naik Rp 55 atau 7 persen ke Rp 840. Saham Global Mediacom bergerak dengan angka tertinggi di Rp 845 dan angka terendahÂnya Rp 795. Saham BMTR diperdagangkan dengan tranÂsaksi sebesar Rp 23,45 miliar dari 29,1 juta lembar saham diperdagangkan. ***