Berita

Pertahanan

Sulitnya Polri Kejar Buronan Interpol Dibahas di Sidang Umum Interpol

RABU, 09 NOVEMBER 2016 | 15:57 WIB | LAPORAN:

Polri mengakui perburuan dan penanganan buronan Interpol di Indonesa masih terbilang lambat. Dari 83 red notice yang masuk, baru 25 persen yang berhasil ditangani.

Kepala Biro Misi Internasional, Birgjen Joni menyatakan, memang banyak kendala, terutama pencarian itu terhalang nama dan adanya operasi plastik, mungkin dari buronan itu sendiri.

Dari red notice yang masuk ke markas Interpol di Lyon, Perancis, lalu disebarkan ke 190 negara yang ikut organisasi Interpol.


Menurut dia sebetulnya semua negara yang masuk dalam Interpol tidak selalu tahu red notice yang masuk. Ada yang sudah tahu tapi banyak yang tidak tahu di mana tersangka tersebut.

"Setelah red ontice itu keluar ada saja negara Interpol yang masih buta. Makanya, langsung dikoordinasikan dengan Imigrasi. Setelah Imigrasi mengecek baru ada pencarian-pencarian di satu negara asing," ujar Joni di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Selasa (8/11).

Untuk di Indonesia, mencari buronan Interpol bisa menghabiskan waktu bertahun-tahun. Semuanya tergantung respon negara anggota menindaklanjuti red notice yang begitu banyak masuk.

Lanjut Joni dalam rilis yang diterima, dalam Sidang Umum ke-85 Interpol di Bali, dibahas peningkatan kerja sama untuk pertukaran informasi tentang buronan yang masuk red notice.

Pihaknya akan membuat satu nomor yang kemudian bisa dihubungi antarnegara. Tanpa lagi harus menyebarkan itu dalam red notice.

"Nantinya akan ada sharing intelejen informasi. Meningkatkan kapasitas atau kemampuan sumber daya interpol sendiri. Karena kejahatan selalu berkembang sehingga perlu selalu ada peningkatan kualitas dan ada kerja sama regional, aseanapol dan europol," pungkasnya.[wid]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya