Berita

Ani Yudhoyono/Net

Politik

"Tak Ada DNA Keluarga Kami Berbuat Yang Tidak-tidak..."

Ani yudhoyono soal aksi 411
SELASA, 08 NOVEMBER 2016 | 09:47 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Usai berakhirnya aksi 6 November 2016, SBY mendapat fitnah keji. Presiden RI ke-6 ini dituduh berada di balik aksi yang menuntut proses hukum buat Ahok dalam kasus penistaan agama. Menanggapi ini, dalam akun instagramnya kemarin, Ibu Ani menyebut tuduhan terhadap suaminya sebagai penghinaan yang luar biasa.

Komentar ini dibuat Ibu Ani di akun Instagramnya, @aniyudhoyono. Awalnya, Ibu Ani memposting foto anaknya, Cagub DKI Agus Harimurti Yudhoyono dan istri, Annisa Pohan mengaduk dodol di stand Pentas Seni dan Kuliner Betawi, Condet, Sabtu (5/11) lalu.

Lalu ada salah satu follower-nya, @estikartika2410, berkomentar bahwa ia tidak percaya SBY sebagai aktor politik yang menggerakkan demo. Seharian kemarin, memang muncul spanduk bernada kebencian terhadap SBY di sejumlah titik di Ibukota.


Spanduk mencolok berwarna merah putih ukuran 1x2 meter itu bertuliskan "SBY Provokator, NKRI Harga Mati." Di antaranya terpampang di jembatan penyeberangan kawasan Sunter, Jakarta Utara, di stasiun Manggarai, Jakarta Selatan dan lain-lain. Namun, spanduk tersebut tidak mencantumkan identitas pembuatnya. Begitu juga identitas yang memasang hingga kini belum diketahui secara pasti. Sebelumnya, Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan bahwa aksi 6 November ditunggangi "aktor" politik.

Ani langsung menjawab komentar followernya ini. Pemilik nama lengkap Kristiani Herrawati ini mengatakan, sepuluh tahun kepemimpinan suaminya tidak pernah berbuat hal yang mencederai demokrasi di Indonesia. "10 tahun Pak SBY memimpin negara, tidak ada DNA keluarga kami berbuat yang tidak-tidak," kata Ibu Ani.

Perempuan kelahiran Yogyakarta, Jawa Tengah tersebut menegaskan, tuduhan-tuduhan yang diberikan ke suaminya adalah penghinaan. Pasalnya tuduhan tersebut tidak mendasar dan ada buktinya.

"Jadi kalau ada tuduhan kepada Pak SBY yang menggerakan dan mendanai aksi damai 4 November lalu itu bukan hanya fitnah yang keji, tetapi juga penghinaan luar biasa kepada Pak SBY," tegasnya.

Menurut Ani, dalam perjalanan suaminya selama 30 tahun berkarier di dunia TNI tidak pernah sekalipun ingin menjadi penghianat bagi Indonesia. Melainkan sebaliknya, SBY rela menumpahkan seluruh darahnya untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Sekali lagi, tuduhan itu sangat kejam. Allah maha tahu apa yang kami lakukan selama ini," tegas Ibu Ani.

Di situs republika.co.id yang memuat berita soal ini, mayoritas netizen mendukung Ibu Ani dan SBY. Contohnya pembaca bernama Rabok Tulen.

"Saya mendukung Pak SBY Bu," tulisnya. "SBY jenderal baik. Rakyat di belakang anda. Hanya penjilat yang berada di belakangan tukang fitnah," tukas Asep Antohok.

Akun bernama Kaka Indra mempertanyakan fitnah soal SBY ini. "Ada ga sih pasal tentang fitnah di KUHP. Masalahnya bangsa ini menjadi hancur karena banyaknya fitnah. Dari mulai sejarah sampai sekarang."

Di situs posmetro yang menampilkan berita serupa, hampir semua pembaca mendukung SBY. "Pak SBY sudah kebal terhadap isu dan fitnah murahan," kata Herman Irawan.

Sedang Siti Sofiati berharap pemimpin harusnya bisa menyelesaikan masalah. "Eh masalah belum selesai sudah bikin masalah baru dengan memfitnah. Nggak peka banget ya."

"Sabar Bu, orang yang menuduh biasanya yang melakukan jari satu menunjuk, 4 jari ke arah sendiri," tulis Ida Said Hadromi mendukung Ibu Ani. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya