Masyarakat yang berencana melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran di Istana Negara pada hari ini diharapkan tertib. Pasalnya, perekonomian nasional bergantung kepada iklim kondusif di Jakarta.
Menko Perekonomian Darmin Nasution berharap, demonstrasi berlangsung damai. Jangan samÂpai terjadi peristiwa anarkisme sehingga memberikan pengaruh terhadap kegiatan perekonoÂmian.
"Kami nggak melihat sesuatu (pengaruhi perekonomian-red). Kecuali sampai nggak bisa jalan lagi sampai tiga bulan (anarkis) itu akan bermasalah. Jadi semua tergantung seperti apa demonya nanti," kata Darmin kepada warÂtawan di Jakarta, kemarin.
Darmin mengatakan, ekonomi Indonesia sudah cukup kuat pascakrisis tahun 2008. Hingga sekarang belum ada sesuatu yang mampu merusak fundaÂmental perekonomian. Oleh karena itu, semua pihak harus menjaga perekonomian agar tetap baik.
Seperti diketahui, ribuan ribu umat muslim hari ini diproyeksi akan demonstrasi di depan IstaÂna Negara. Mereka menuntut Presiden Jokowi tidak intervensi penegakan hukum terhadap GuÂbernur DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama (Ahok) yang diduga melakukan penistaan agama.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga mengharapÂkan hal yang sama. Dia enggan memberikan spekulasi mengenai dampak dari rencana aksi unjuk rasa besar-besaran tersebut. "Kita harus lihat dahulu bagaimana jalannya demo. Kita lihat nanti situasi terakhir," ujarnya.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai, rencana demo besar-besaran sedikit-banyak akan mempenÂgaruhi kegiatan ekonomi di Jakarta. Karena, banyak orang ragu melakukan kegiatan di luar rumah dan kantor. "Saya kira bisa dibayangkan kalau (hari ini) orang takut keluar rumah, orang tidak ke kafe, ke hotel, dan melakukan transaksi," kata SarÂman. kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Sarman berharap, demonÂstrasi berjalan tertib. Karena jika tidak, akan memberikan pengarÂuh negatif terhadap kegiatan perÂekonomian. Dia mencontohkan, pasca peristiwa bom Thamrin yang terjadi pada Januari 2016 lalu. Perekonomian di ibukota lesu selama empat hari. Potensi perputaran uang hingga ratusan miliar rupiah hilang.
Tidak hanya Jakarta, lanjut Sarman, dampaknya ke seluruh wilayah Indonesia. Sebab, 60 persen kegiatan ekonomi naÂsional berpusat di Jakarta.
"Kegiatan ekonomi nasional 60 persen ada di Jakarta. Saya yakin pengusaha waswas. ArtiÂnya situasi dan kondisi Jakarta sangat berpengaruh pada ekonoÂmi kita," jelasnya.
Tak Pengaruhi BEI
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio pede kegiatan demonstrasi tidak memengaruhi minat investor unÂtuk membenamkan modalnya di Indonesia. Pandangan itu disamÂpaikannya berkaca dari historis pasar modal selama ini.
Tito mengatakan, pada kerusuÂhan tahun 1998, pasar modal tetap dalam kondisi terjaga dengan baik. "Historically yang menarik, politik tak pernah mempengaruhi transaksi di bursa, ini menarik Indonesia. Lihat 1998," katanya.
Menurutnya, kepercayaan inÂvestor terhadap Indonesia besar. Berbagai kegiatan dan wacana politik tidak mempengaruhi perÂdagangan saham. Contoh lain pada tahun 2014. Saat politik meÂmanas, bursa saham tetap ramai.
Dia memastikan, kalaupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup merah pada perdagangan saham hari ini. "Trading biasa kan naik turun, sekarang juga merah dikit, yang jelas politik tidak pengaruhi pasar modal," ungkapnya.
Tito menyebutkan, kondisi perekonomian nasional justru memberikan pengaruh terhadap pasar modal.
Sementara itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, investor pasti akan mempertimÂbangkan untuk menarik modalÂnya dari Indonesia jika demonÂstrasi menimbulkan dampak buruk terhadap keamanan. Oleh sebab itu, diharapkannya demonÂstrasi berlangsung tertib dan aman. "Saya kira pemerintah harus memprioritaskan masalah keamanan," kata Josua, kemarin.
Josua menilai, pemerintah sudah cukup baik menangani rencana demonstrasi hari ini. dengan mengundang beÂberapa pihak terkait ke Istana Negara. ***