Berita

Adnan Pandu Praja/Net

Wawancara

WAWANCARA

Adnan Pandu Praja: Saya Kepengin Mengaplikasikan Konsep Pencegahan Korupsi Kepada Kepala Daerah

RABU, 02 NOVEMBER 2016 | 09:43 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pria ini turun gunung ikut politik praktis. Dia masuk bari­san tim sukses pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta, Anies Baswedan - Sandiaga Uno.

Alasanya turun gunung ikut berpolitik katanya dia kepengin mengawal pasangan cagub yang berintegritas. Menurut dia, lang­kah itu sebagai bagian dari upaya untuk mengimplementa­sikan cita-cita dan pengalaman­nya selama menjabat di KPK. "Mungkin inilah saat saya bisa menjadikan ini tempat untuk mengaplikasikan konsep-konsep pencegahan korupsi kepada kepala daerah, untuk menjadi kepala daerah yang berintegri­tas," kata Adnan.

Berikut penuturan Adnan Pandu;


Setelah pensiun dari KPK, kok tiba-tiba mau terjun ke politik praktis mendukung Anies-Sandi, bagaimana ceri­tanya?
Dulu kan saya seringkali mengedukasi partai dan calon gubernur, ketika mereka masih calon diberi tahu bahwa agar bertarung secara bersih. Kita mengenal tiga bersih. Bersih calonnya, bersih penyeleng­garanya dan bersih pemilihnya. Itu kita lakukan untuk Gubernur dan Walikota.

Maksudnya?
Ketika terpilih biasanyakan dilaksanakan deklarasi LHKPN calon gubernur dan bupati. Setelah terpilih kita intruksi yang terpilih agar dia gini-gini. Karena itu maka saya menda­lami ingin mengawal terpilihnya kepala daerah yang berintegritas versi KPK. Dulu saya di KPK, maka sekarang sukses tugas saya di KPK saya ingin mengaplikasi­kan itu.

Atas inisiatif anda, atau di­minta oleh Anies-Sandi?
Kebetulan yang minta saya adalah Anies.

Kenapa anda mau dukung Anies-Sandi, kan masih ada dua calon lain?

Saya merasa ada Pak Anies, sudah ada Pak Sandi dan lain sebagainya. Saya merasa cocok saja, dan saya tidak pernah melihat catatan buruk mereka. Mungkin inilah saat saya bisa menjadikan ini tempat untuk mengaplikasikan konsep-konsep pencegahan korupsi kepada kepala daerah, untuk menjadi kepala daerah yang berinteg­ritas. Bersih pemilihnya maka bersih pemimpinnya, apalagi dia berusaha untuk membangun dan membuat tema anti-korupsi setelah terpilih.

Jadi menurut KPK Hongkong ICNC (Independent Commission Against Corruption) menga­takan salah satu cara menjadi pimpinan daerah yang bersih adalah dengan membuat tema anti-korupsi dengan dua fungsi, fungsi pertama untuk mengin­gatkan anak-anak buahnya agar tidak bermain kotor dan yang kedua mengingatkan pimpinan­nya agar tidak juga bermain kotor. Saya akan mengawal dia bermain bersih, dan mereka mau itu.

Bersih yang seperti apa konkretnya?
'Good government' itu dimulai dari setiap perancangan, konteks pencegahan tidak susah amat kalau perencanaan sesuai dengan Undang-undang, terbuka dan masyarakat ikut merumuskan konsep-konsep perencanaan yang baik. Maka diharapkan dengan begitu ketika terjadi proses poli­tik, apalagi memang masyarakat menghendaki sehingga diharap­kan tidak ada deal-deal politik tidak ada intervensi-intervensi untuk menghasilkan (kebijakan) dalam kata kutip bukan mencari keuntungan.

Tapi kok bisa kompak banget dengan BW (Bambang Widjojanto) jadi Timses Anies?

Waduh, saya tidak pernah ngomong satu katapun dengan Pak BW mengenai ini. Bisa tanya (Ke pak BW). Kalau kita satu visi berarti kita sama, gitu lho...

Isu yang beredar, Anda dan Pak BW dukung Anies karena sakit hati pada yang meng­kriminalisasi KPK di periode lalu. Itu benar?
Nggak ada hubungannya. Waduh gak ada hubungan nya, jauh itu Pak. Jangan dibawa kesitu. Saya kan tadi katakan saya tidak tau BW (juga dukung Anies). Saya hanya ingin men­gawal proses pilkada berinteg­ritas. Sampai sekarang ingin mengaplikasikan (pengalaman di KPK) di manapun saya di­minta. Diminta sama Anies ya saya jalankan gitu. Dia adalah orang yang pernah menjadi rek­tor Paramadina, perguruan tinggi swasta yang paling dekat kerja sama dengan KPK dalam hal pencegahan korupsi.

Sudah ngapain aja, selama jadi tim sukses Pak Anies?
Saya belum pernah ngapa-ngapain lho. Jangan salah. Baru tadi malam ketemu pertama kali sebagai tim, baru tadi malam ketemu saya rapat pertama. Selama ini saya sudah merasa satu sisi dengan mereka walau tidak pernah ketemu.

PPATK bilang, budaya mon­ey politics masih tinggi. Anda bisa memastikan Anies-Sandi tidak melakukan itu?

Logikanya gampang aja, modal yang besar pasti minta dibalikin. Belum lagi bayar ke partai itu memang sudah gitu kejadiannya. Tapi di sini saya tegaskan, kalau ada proses saja. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya