Menteri Koordinator BiÂdang Perekonomian Darmin Nasution memproyeksi perÂtumbuhan ekonomi kuartal III-2016 di atas 5 persen, setara dengan laju pertumÂbuhan kuartal II-2016 yang mencapai 5,18 persen.
"Kalau saya kok perkiraanÂnya masih di angka 5,1 persen year on year," kata Darmin di Jakarta, kemarin.
Optimisme Darmin tersebut berbeda dengan pandangan Bank Indonesia (BI) yang menilai ekonomi melambat selama tiga bulan terakhir.
Darmin menerangkan, caÂpaian pertumbuhan ekonomi kuartal III-2016 tersebut karena banyaknya realisasi investasi di dalam negeri. Misalnya, di sekÂtor listrik. Persetujuan investasi proyek tersebut sebenarnya sudah dilakukan tahun lalu, tetapi baru direalisasi tahun ini. "Perkiraan saya (pertumbuhan) karena realisasi investasi berÂjalan baik," katanya.
Menurut Darmin, membaiknya realisasi investasi juga berkat paket-paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan pemerintah. Sejauh ini, peÂmerintah telah menerbitkan 13 paket kebijakan. Selain itu, membatalkan banyak peraÂturan daerah (perda) yang menghambat investasi.
Berbeda dengan Darmin, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi perÂtumbuhan ekonomi di kuartal III-2016 lebih rendah dari kuartal II. "Pada kuartal II-2016 memang ekonomi kita tumbuh cukup tinggi. Tapi keÂmungkinan kuartal IIIakan lebih rendah," katanya.
Ani, sapaan akrab Sri MuÂlyani menilai, penyebab perÂlambatan disebabkan dampak dari masih belum pulihnya ekonomi global. Rendahnya harga komoditas memberikan pengaruh signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Sektor yang terkena dampak paling keras, lanjutnya, sektor pertambangan dan perkebunan. Sementara ekonomi daerah yang ikut mempengaruhi perÂlambatan ekonomi berasal dari Kalimantan dan Papua.
Menurut Ani, keberhasilan pemerintah mencapai 5,18 persen pada kuartal II karena ada momentum Idul Fitri. Namun demikian, bukan beÂrarti pemerintah tidak memiÂliki celah untuk mengerek pertumbuhan. Karena, masih ada beberapa sektor yang bisa meminimalkan dampak peleÂmahan global.
Ani menyatakan, pemerintah akan menjaga pertumÂbuhan ekonomi nasional di atas 5 persen lewat desain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang seimbang, realistis, dan kredibel. Dengan begitu, APBN diharapkan dapat menjadi pelindung ekonomi Indonesia supaya tidak terseret arus peleÂmahan global.
Ani mengklaim, ekonomi Indonesia masih dalam konÂdisi baik. Namun dalam dua tahun terakhir (2014-2015), terjadi pelemahan di beberapa sektor usaha akibat pelemaÂhan ekonomi dunia. Paling dramatis melihat realisasi perÂtumbuhan ekonomi di setiap kuartalnya.
Peneliti
Institute for DeÂvelopment of Economics and Finance (Indef) Sugiyono Madelan juga memproyeksi laju ekonomi pada kuartal III-2016 lebih rendah dari kuartal II. ***