Berita

Foto/Net

Bisnis

Pergantian Direksi BUMN Tak Terbuka, DPR Mau Bikin Panja

Pasca Pencopotan Dirut Angkasa Pura I
JUMAT, 28 OKTOBER 2016 | 09:15 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kementerian BUMN meng­klaim proses pengangkatan dan pencopotan direksi di perusahaan pelat merah sudah melalui kajian menda­lam. Termasuk soal pergan­tian Sulistyo Wimbo Hardjito dari posisi Dirut PT Angkasa Pura I (Persero) dengan Danang S Baskoro pada 18 Oktober lalu.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo menjelaskan, Dirut BUMN dituntut bek­erja profesional dan harus bisa mengembangkan bisnis BUMN yang ia pimpin.

"Untuk, pergantian Dirut AP I, alasan karena ada beberapa masalah yang terjadi dalam pengelolaan Bandara Ngurah Rai, Bali," kata Gatot di Senayan, Jakarta.


Ia melanjutkan, untuk pengelolaan bandara di bawah AP I, pihaknya banyak mendapat komplain karena adanya delay di Bandara Ngurah Rai.

"Jadi pada 8 bulan yang lalu banyak keluhan diterima. Ini jadi salah satu alasan," kilah Gatot.

Menurut Gatot, tak boleh satu pun ada kesalahan dalam pengelolaan Bandara. Untuk itu, pergantian Dirut perlu dilaku­kan. "Bahkan sampai landasan pun nggak boleh terkelupas. Ini jadi perhatian kami," tutupnya.

Langkah bongkar pasang direksi BUMN yang kerap di­lakukan Kementerian BUMN ini rupanya membuat wakil rakyat di Senayan gerah. DPR melalui Komis VI pun berencana mem­bentuk Panitia Kerja (Panja) Kebijakan terkait pengangkatan direksi perusahaan pelat merah.

Panja ini dirasa perlu diben­tuk lantaran pergantian Dirut dilakukan tanpa koordinasi yang baik dengan Dewan Komisaris maupun DPR selaku mitra kerja Kementerian BUMN.

"Bukan cuma kita yang ng­gak tahu, bahkan Pak Andrinof Chaniago yang merupakan komisaris AP I saja tidak tahu. Ini artinya koordinasi dan ket­erbukaan dalam pengangkatan direksi kan tidak berjalan," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR Azam Azman.

Untuk itu, sambung Azam, Komisi VI DPR mengusulkan pembentukan Panja Kebijakan yang akan mengawal pen­gangkatan direksi selanjutnya. "Panja ini akan membahas me­kanisme pengangkatan direksi secara lebih khusus. Tapi, kita akan bahas dulu lebih lanjut da­lam rapat dengan Kementerian BUMN," katanya.

Anggota Komisi VI Nasril Bahar menambahkan, pada dasarnya Komisi VI tidak akan menghambat pengawasan dan kebijakan yang diterapkan Menteri Rini. Namun, lantaran banyaknya kejanggalan dalam proses pengangkatan direk­si BUMN, DPR dirasa perlu melakukan pembahasan.

"Kalau banyak bongkar pasang dirut BUMN tanpa ala­san yang jelas, akhirnya menimbulkan ketidaknyamanan bagi direksi BUMN lain dalam bekerja. Ini akan membahaya­kan bisnis BUMN," kata Nasril kepada Rakyat Merdeka.

Karena itu, sambungnya, Komisi VI mengusulkan pem­bentukan Panja Kebijakan yang akan mengawal pergantian direk­si, sekaligus memberikan rasa nyaman direksi BUMN lainnya dalam menjalankan tugasnya.

"Kita ingin direksi nyaman bekerja dan bisa mengembang­kan bisnis BUMN. Jangan sam­pai, pemilihan direksi hanya jadi ajang coba-coba Menteri Rini, akhirnya usia dirut BUMN nggak sampai setengah masa jabatan, bahkan ada yang baru setahun sudah dipecat," ujar Nasril.

Latar Belakang Direksi Tidak Jelas

Pengamat BUMN Naldy Nazar Haroen mengatakan, pemilihan direksi BUMN saat ini juga tanpa latar belakang yang jelas. "Banyak Dirut BUMN yang latar belakangnya tidak sesuai, akhirnya tidak bisa memajukan BUMN yang dia pimpin," kata Naldy kepada Rakyat Merdeka.

Selain itu, Kementerian BUMN juga tidak melakukan fit and proper test yang ketat dalam pemilihan direksi, hal ini menyebabkan kualitas jajaran direksi BUMN tidak sesuai harapan yang berimbas pada stagnannya bisnis BUMN yang dijalankan.

"Banyak BUMN yang merugi dan belum bisa bangkit meski sudah dilakukan bongkar pasang dirutnya. Belum lagi, regenerasi karyawan yang berkompeten juga minim, akhirnya kesulitan kalau cari direksi dari internal pe­rusahaan," tuntas Naldy. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya