Tiga menteri kabinet, yakni Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri puji gaya kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Kesederhanaan, kedekatan dengan rakyat hingga kepemimpinan partisipatoris dan bekerja cepat mengeksekusi berbagai kebijakan yang dilakukan Presiden Jokowi dianggap luar biasa.
"Saat birokrasi macet beliau punya satu kekuatan yang luar biasa. Fleksibel, tidak tergantung birokrasi dan segera dilaksanakan," kata Budi Karya.
Dia mengatakan itu dalam 'Seminar Era Nawacita dan Relevansi Kepemimpinan Multidimensi' dan bedah buku 'Jokoway: Sebuah Potret Seni Kepemimpinan' karya relawan Jokowi yakni Michael Umbas. Seminar yang menghadirkan motivator Tung Desem Waringin dan Ongky Hojanto ini digelar di Jakarta, Kamis malam (27/10).
Menurut Budi Karya, Presiden Jokowi juga tipe yang tidak suka bertele-tele. Gaya kepemimpinan yang menerabas birokrasi berbelit untuk mengatasi permasalahan sudah dilakukan sejak dia masih memimpin DKI.
Rudiantara dalam sambutannya menyebutkan bahwa setidaknya ada enam gaya dalam teori kepemimpinan. Namun kepemimpinan Jokowi tidak ada mirip-miripnya dengan enam gaya kepemimpinan tersebut. Sebab meski keenamnya ada pada Jokowi, namun ada sesuatu yang tidak tepat disematkan ke Presiden.
Keenam gaya itu adalah pertama pemimpin yang selalu menetapkan target dan waktu, kedua pemimpin otoritatif yang senantiasa mengedepankan kerja, ketiga pemimpin yang selalu kedepankan orang lain, kelima pemimpin yang meminta anak buah mengerjakan apapun yang diperintahkan dan terakhir pemimpin demokratif.
"Pengalaman dua tahun, satupun tidak ada. Satu yang tidak pernah lepas dari kepala saya, beliau sangat desesif (berani ambil keputusan)," kata Rudiantara.
Menaker Hanif Dhakiri berpendapat bahwa Presiden Jokowi selalu memberikan keteladanan kepada para anak buahnya. Salah satunya, permintaan Presiden Jokowi agar para menterinya bekerja keras. Sebelum perintah itu diberikan, kata Hanif, Presiden Jokowi telah lebih dulu menunjukan ke anak buah bahwa dirinya telah bekerja keras.
"Pak Jokowi tahu betul Indonesia mau dibawa kemana, makanya dia berani ambil keputusan dengan segala resikonya. Beliau juga memimpin dengan uswah khasanah, memberikan contoh," jelasnya.
Buku 'Jokoway: Sebuah Potret Seni Kepemimpinan' sendiri merupakan buku ketiga karya Michael Umbas yang mengulas perjalanan Jokowi. Dari awal perjalanan Jokowi di DKI, Pemilihan Presiden 2014 hingga duduk menjadi Presiden RI. Perjalanan yang disampaikan Umbas melalui proses yang panjang dan berliku.
Buku Jokoway sekaligus menjadi dorongan moril bagi Presiden Jokowi dalam menyelesaikan program pemerintah tiga tahun ke depan. Dalam jangka panjang, Umbas menaruh harapan kepemimpinan Jokowi nantinya berlanjut dalam lima tahun mendatang alias dua periode.
"Pak Jokowi adalah kita, sekali lagi Pak Jokowi tidak berubah," tandasnya.
[sam]