Berita

Sri Mulyani Indrawati/Net

Bisnis

Menkeu Ramal Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Nyungsep

Bisnis Pertambangan & Perkebunan Masih Lesu
SELASA, 25 OKTOBER 2016 | 08:53 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2016 lebih rendah dari kuartal II yang mencapai 5,18 persen. Pelambatan ekonomi global masih melemahkan beberapa sektor strategis, seperti pertambangan dan perkebunan.

"Pada kuartal II-2016 memang ekonomi kita tumbuh cukup tinggi. Tapi kemungkinan kuartal III akan lebih rendah," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Ani-sapaan akrab Sri Mulyani-mengatakan, pelambatan ekonomi global secara umum berdampak pada perekonomian Indonesia. Rendahnya harga komoditas berpengaruh signifikan di tengah upaya pemerintah meningkatkan perekonomian.


Menurut dia, keberhasilan pemerintah mencapai pertumbuhan ekonomi 5,18 persen pada kuartal II karena ditopang momentum Idul Fitri. Kendati begitu, bukan berarti pemerintah tinggal diam. Sebab, masih ada beberapa sektor yang bisa meminimalkan dampak pelemahan global.

Sektor yang terkena dampak paling keras yakni pertambangan dan perkebunan. Sementara di daerah, ekonomi yang menghambat pertumbuhan nasional berasal dari Kalimantan dan Papua. "Maka itu kita perlu lebih dalam mengidentifikasi sektor usaha. Kita melakukan dan menjamin proses intermediasi berjalan baik," imbuhnya.

Bekas Manajer Operasional Bank Dunia ini mengatakan, pemerintah terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) agar bisa melahirkan kebijakan yang tepat untuk menghadapi berbagai persoalan tersebut.

Koordinasi ini juga untuk memperkuat daya saing. Tak hanya itu, peran pemerintah di sektor fiskal juga untuk memberikan sinyal kepada pelaku usaha bahwa negara hadir dalam menjaga perekonomian nasional.

"Saling memperkuat dan saling memberikan singal kepada pelaku ekonomi bahwa kita semua sungguh untuk membuat perekonomian terjaga," tegas Ani.

Ani menambahkan, sistem keuangan Indonesia dalam keadaan aman terkendali didukung dari beberapa faktor. Antara lain, tekanan terhadap kurs rupiah menurun, membaiknya kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan adanya program pengampunan pajak (tax amnesty).

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memprediksi, pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun berkisar 4,9 sampai 5,3 persen. "Dalam banyak hal kita lihat bahwa konsumsi domestik sudah cukup membaik tetapi investasi swasta masih belum memadai," tuturnya.

Menurutnya, saat ini Bank Indonesia (BI) telah melakukan reformulasi kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi saat ini. Diharapkan kebijakan ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2016 mendatang.

Tak hanya itu, kata dia, BI juga telah menekan angka inflasi pada level terendah saat ini. Hanya saja, adanya perlambatan ekonomi global masih menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini.

Daya Beli Rendah

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Sugiyono Madelan mengamini, prediksi Sri Mulyani. Menurutnya, saat ini daya beli masyarakat masih rendah. Apalagi pemerintah baru saja memangkas anggaran Rp 137,6 triliun.

"Pertama, daya beli masyarakat turun, inflasi lebih rendah, proyek pemerintah belum cair karena anggaran direvisi. Meskipun ada gaji 13 dan lebaran namun pengeluaran konsumsi rumah tangga masih ragu-ragu melihat kelesuan ekonomi," ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Dia menjelaskan, pelambatan ekonomi nasional dikarenakan upaya pemerintah dalam memberikan optimisme pasar belum sesuai. Kebijakan yang dilakukan pemerintah masih kontra dengan kebutuhan pasar.

Menurutnya, pemerintah perlu menghentikan kebijakan yang justru menghambat pertumbuhan ekonomi. Namun dia optimis, pertumbuhan ekonomi kuartal IV akan membaik. Ekonomi akan kembali bergairah dengan pencairan anggaran dan belanja pemerintah. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya