Berita

HM. Prasetyo/Net

Hukum

Reformasi Hukum Harus Dimulai Dari Pencopotan HM. Prasetyo

SENIN, 24 OKTOBER 2016 | 12:15 WIB | LAPORAN:

. Dalam rangka evaluasi dua tahun Kepemimpinan Jokowi-JK, Setara Institute menyoroti isu krusial, yakni hukuman mati terutama dikaitkan dengan peran dan kinerja Jaksa Agung HM. Prasetyo.

Menurut Ketua Setara Institute, Hendardi, eksekusi mati gelombang III telah menyisakan masalah serius. Hal itu terjadi, kata dia, akibat kecerobohan Jaksa Agung yang memberikan perintah eksekusi mati atas terpidana mati Seck Osmane dan Humprey Ejike Aweleke.

Keduanya adalah warga negara Nigeria, yang sedang mengajukan grasi untuk kedua kalinya.


"Dengan tetap mengeksekusi, Jaksa Agung telah melanggar Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 107/PUU-XIII/2015 yang menyebut bahwa grasi boleh diajukan lebih dari satu kali," kata Hendardi, kepada wartawan, Senin (24/10).

Bahkan dia menegaskan kalau Jaksa Agung juga melampaui kewenangan Presiden, pihak yang sedang dituju oleh terpidana untuk memberikan pengampunan melalui grasi.

Selain itu, Hendardi mengatakan sejak menjabat, tidak ada prestasi yang berarti kecuali menjalankan eksekusi mati untuk menutupi kelemahan kinerja dirinya dalam bidang penegakan hukum, pemberantasan korupsi, dan penuntasan pelanggaran HAM.

"HM. Prasetyo lolos dari dua kali episode perombakan kabinet karena seolah-olah bekerja menegakkan hukum, padahal hanya membangun citra tanpa substansi, " tegasnya.

Bahkan kecerobohan HM. Prasetyo bukan hanya mencoreng wajah Kabinet Kerja dan wajah Presiden Jokowi, tetapi berimplikasi pada kinerja institusi Kejaksaan Agung yang semakin tidak dipercaya publik. Hendardi menyatakan aspek kemanusiaan di tangan HM. Prasetyo hanyalah komoditas yang bisa dipertukarkan untuk aneka kepentingan.

HM. Prasetyo, katanya lagi, lebih senang berpolitik dengan berpura-pura menegakkan hukum, dibanding secara sungguh-sungguh menegakkan hukum. Publik masih ingat betul bagaimana Prasetyo lincah menyelidiki kasus mantan Ketua DPR Setya Novanto terkait Freeport, tetapi menguap tanpa penjelasan apapun.

Pilihan Presiden Jokowi atas Prasetyo yang merupakan fungsionaris partai politik juga berkontribusi membuat kinerja Jaksa Agung semakin memburuk dibanding dengan institusi hukum lainnya.

Terkait paket reformasi hukum yang akan menjadi prioritas di tahun ketiga Presiden Jokowi, Hendardi mengingatkan harus menyentuh reformasi kelembagaan Kejaksaan Agung dengan pertama-tama harus menyentuh pucuk pimpinan institusi hukum yang bermasalah.

"Dari beberapa institusi hukum yang berada di bawah kekuasaan eksekutif, posisi Jaksa Agung inilah yang paling lemah komitmennya menopang cita-cita reformasi hukum. Jadi, sebagai bagian dari paket reformasi hukum dan mempertimbangkan segala kecerobohan dan tindakannya yang melawan hukum, Jokowi sebaiknya mengganti HM. Prasetyo," tukas HM. Prasetyo. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya