Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia siap memÂfasilitasi keinginan pengusaha Malaysia mengembangkan produk ekspor Indonesia yang meliputi tekstil, elektronik, karet, hasil hutan, udang, kopi, batubara, kopra, minyak kelapa sawit dan turunannya.
Ketua Umum Kadin IndoÂnesia, Rosan Perkasa Roeslani Rosan mengatakan, kedekatan sejarah, bahasa dan budaya Indonesia-Malaysia menjadi modal utama bagi peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi.
Kadin siap memfasilitasi keÂinginan pengusaha Malaysia mengembangkan produk-produk ekspor Indonesia, seperti tekstil, elektronik, karet, hasil hutan, udang, kopi, batubara, minyak kelapa sawit dan turunannya, serta kopra.
"Selama ini, Malaysia mengekÂspor ke Indonesia produk kimia seperti
polymer ethylen, acrylic hydrocarbon, sirkuit elektronik terintegrasi, dan komponen mesin," kata Rosan saat menÂdampingi Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam perÂtemuan dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak di Kuala Lumpur, Malaysia, akhir pekan lalu.
Selain bertemu PM Najib, Rosan bersama Mendag juga mengadakan pertemuan dengan Menteri Perdagangan dan InÂdustri Internasional Malaysia, Dato Sri Mustapa Mohamed dan kalangan pelaku usaha di negeri itu.
Tahun 2015, Malaysia adalah investor kedua terbesar di IndoÂnesia setelah Singapura, dengan total nilai investasi 5,9 miliar dolar AS. Mayoritas proyek yang digarap mencakup sektor telekomunikasi, perbankan, serta minyak dan gas (migas). Sementara itu, bagi Malaysia, Indonesia merupakan mitra daÂgang ketujuh terbesar dunia dan ketiga terbesar di antara negara- negara ASEAN. Rosan mengataÂkan, Pemerintah Indonesia sanÂgat mendukung langkah-langkah konkret yang dilakukan pebisnis untuk meningkatkan kerja sama sinergis dengan para mitranya di luar negeri.
Dikatakan, penerbitan PaÂket Kebijakan Ekonomi I-XIII menunjukkan komitmen kuat pemerintah untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dengan negara-negara tetangga serta unÂtuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan memiliki kepastian hukum.
"Upaya peningkatan perÂdagangan dan investasi sudah dilakukan kedua pemerintahan melalui
joint trade and investÂment committee (JTIC) sebagai
Forum Government to Business, termasuk mengenai pembahasan perdagangan lintas batas," jelas Rosan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai perÂdagangan bilateral Indonesia - Malaysia pada 2015 mencapai 16,15 miliar dolar AS. NeÂraca perdagangan kedua negara pada 2015 menunjukkan angka 903,75 juta dolar AS defisit unÂtuk Indonesia.
Ekspor Indonesia ke MalayÂsia, pada periode Januari - Maret 2016 sebesar 1,64 miliar dolar AS, turun 24,04 persen dibandÂingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang berada pada posisi 2,16 miliar dolar AS.
Sementara, impor Indonesia dari Malaysia periode Januari - Maret 2016 tercatat 1,68 miliar dolar AS, turun 28,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,29 miliar dolar AS. ***