Guna meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) dalam negeri, pemerintah diminta lebih mendorong kegiatan survey seismic.
Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi mengatakan hal itu dilakukan agar investor yang mau masuk ke industri migas memiliki gambaran yang jelas mengenai peta cadangan migas untuk kebutuhan eksplorasi.
"Kami berharap pemerintah mengedepankan jasa survei seismik lokal karena memiliki harga dan kualitas kompetitif," kata Kurtubi kepada wartawan, Selasa (18/10)
Menurut Kurtubi, rendahnya aktivitas
survey seismic juga menjadi salah satu penyebab rendahnya cadangan terbukti(
proven reserve) migas. Tercatat, sampai paruh pertama tahun 2016, aktivitas survei seismik baru mencakup dua kegiatan.
Kurtubi pun berharap sumber daya lokal harus diutamakan dalam industri hulu dan hilir migas baik
onshore maupun
offshore. Namun ia mengaku pesimis karena payung hukum dalam dunia migas saat ini belum memberikan kepastian.
Dampaknya, realisasi kegiatan Seismik Migas atau investasi secara umum dalam eksplorasi akan terus anjlok.
"Hal itu akan berdampak juga dengan anjloknya penerimaan dan penemuan cadangan baru Migas. Anjloknya realisasi seismik, atau realisasi pengeboran eksplorasi itu anjlok semua, sehingga nyaris tidak ada penemuan cadangan baru yang signifikan," kata Kurtubi.
Kurtubi menilai, UU Migas yang berlaku sekarang merugikan negara sekaligus investor. Untuk itu, kata Kurtubi, DPR akan berusaha keras mempercepat revisi UU Migas.
"Agar banyak hal-hal yang dievaluasi termasuk memprioritaskan kontraktor dan jasa survei lokal baik dalam usaha survei seismik maupun kegiatan usaha lainnya. Gak ada teknologi canggih yang tidak bisa kita kuasai. Survei seismik onshore, laut dalam lokal juga bisa," demikian Kurtubi.
[wid]